Renungan Harian HKBP | Rabu, 23 April 2025
Syalom, selamat pagi Bapak Ibu dan Saudara/i yang saya kasihi di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, senang bertemu kembali dengan bapak/ ibu sekalian di dalam program renungan pagi marturia HKBP. Saya berharap kita smeua di dalam keadaan sehat dan dalam keadaan sukacita yang dari Tuhan kita Yesus Kristus. Baiklah bapak ibu sebelum saya bacakan nats renungan kita di pagi ini marilah kita sejenak berdoa.
Doa Pembuka: Kita berdoa! Bapa di dalam surga kami mengucap syukur atas segala berkat dan kasih karunia yang Tuhan limpahkan kepada kami melalui nafas kehidupan yang Tuhan berikan pada kamo. Dipagi hari ini kami ingin mendengarkan firman-Mu kiranya Engkau ya Tuhan menguasai hati dan pikiran kami agar kami boleh menerima dan memahami firman-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Baiklah bapak/ibu yang menjadi nats renungan kita di pagi hari ini tertulis dalam
Ulangan 6:5
“Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”.
Bapak/Ibu yang terkasih dalam nama Yesus berbicaraka soal kasih sangatlah mudah untuk dibahas. Sekilas jika kita bertanya apa itu pengertian dari kasih tentu kita akan sangat gampang sekali untuk menjawabnya. Namun yang menjadi persoalan ialah bagaimana mewujudnyatakan kasih itu sendiri. Apakah kasih itu hanya ucapan saja? Tentu tidak, kasih itu harus disertai dengan tindakan. Adalah bohong jika seseorang mengatakan dia mengasihi istrinya namun dia selalu berbuat kasar dan semena-mena kepada istrinya. Atau seorang anak mengatakan mengasihi orangtuanya namun dia terus menerus bolos sekolah membuat ibunya dan ayahnya bersedih.
Bapak ibu yang dikasihi Tuhan, kasih itu tidak hanya perkataan saja namun juga merupakan tindakan. Dalam Ulangan 6: 5 ini, Musa mengingatkan bangsa Israel untuk mengasihi Allah dengan segenap jiwa dan raga mereka sebelum mereka memasuki tanah Kanaan. Janganlah kiranya bangsa Israel menjadi lupa akan perbuatan Tuhan yang ajaib yang telah melepaskan mereka dari perbudakan Mesir. Janganlah kiranya bangsa Israel lebih mementingkan hal hal yang bersifat duniawi atau mereka justru menjadi memuji ilah lain setelah mereka lepas dari perbudakan yang mereka alami. Oleh karena itulah Musa mengingatkan bangsa itu kembali tentang perbuatan Allah dan kemurahan hati Allah kepada mereka. Tentu sebagai respon yang baik atas perbuatan Allah tersebut ialah dengan mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati jiwa dan juga kekuatan tentu dengan tidak menduakan Allah.
Bapak ibu yang dikasihi Tuhan, sudahkah kita benar-benar sudah mengasihi Tuhan Allah kita? Jika kita sudah benar benar mengasihi Allah apa yang telah kita lakukan sebagai wujud nyata dari kasih kita kepada Allah? Sudahkah kita patuh kepada perintah Tuhan atau justru kita lebih patuh kepada dunia ini?
Sebagai orang Kristen yang mengaku mengasihi Tuhan sudah seharusnya kita menduluankan kehendak Allah dibanding dengan kehendak kita sendiri. Sudah seharusnyalah kita menjadi pelaku pelaku perintah Tuhan, mengasihi Allah berarti kita siap untuk melakukan pengorbanan seperti yang dilakuna oleh Yesus kepada kita. Yesus menunjukkan kasih-nya dengan cara tersalib di kayu salib untuk menebus dosa kita. Sebagai orang yang mengasihi sudah seharusnya kita menjadi berkat di tengah-tengah dunia ini. Melakukan keadilan, menolong sesama manusia yang lemah. Menjadi berkat bagi sesama bukan menjadi kutuk atau malapetaka melalui perbuatan kita yang tidak baik. Sekali lagi bapak ibu, kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apapun keindahan yang ditawarkan oleh dunia ini, apapun kenikmatan yang ditawarkan oleh dunia ini, kita tidak akan tergoda untuk meninggalkan Tuhan, sebaliknya sekalipun banyak kesengsaraan dan penderitaan dalam hidup, kita akan tetap bersandar dan berpegang teguh kepada Tuhan. Amin.
Doa Penutup: Kita berdoa! Tuhan terima kasih atas firman-Mu yang telah kami dengarkan, kiranya firman-Mu itu bertumbuh dan berbuah di dalam hati kami masing-masing sehingga firman itulah yang senantiasa menyinari hidup kami. Tuhan, kami berdoa untuk semua pendengar program renungan marturia HKBP ini kiranya Engkau yang memberkati setiap pendengar pribadi lepas pribadi. Limpahkan panjang umur dan juga kesehatan. Kami adalah orang berdosa kiranya Tuhan berkenan mengampuni kami atas dosa kami agar kami layak disebut sebagai anak-Mu. Didalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mangucap syukur. Amin.
Pdt. Derita Hutagaol, S.Th - Fungsional di Kantor Dana Pensiun HKBP