Arahan dan Bimbingan Pastoral Ephorus HKBP pada Pembukaan Sinode Godang HKBP ke-64

Terpujilah Tuhan karena hari ini kita dapat melakukan pembukaan Sinode Godang dan selanjutnya kita akan bergumul dan membuahkan hasil pemikiran sampai hari Jumat yang akan datang. Bapak ibu sekalian, tanpa bermaksud melupakan dan mengabaikan para bapak dan ibu yang hadir di sini. Terlebih dari bapak-bapak utusan pemerintah, kabupaten dan kotamadya, maka semua nama-nama itu sudah ada dan kami kenal, dan kami telah merasakan kerja sama kita selama ini.

Terima kasih juga kepada seluruh ruas [warga jemaat] HKBP yang mendoakan, berpartisipasi, baik yang hadir maupun yang tidak hadir. Di sini ada Amang Hutahaean. Kehadiran beliau sangat berharga bagi kami karena jauh-jauh datang dari Pekanbaru. Juga terima kasih kepada pimpinan gereja. Pimpinan gereja ini tadi sudah pulang, mungkin karena pesawat, yaitu Gereja Kalimantan Evangelis. Pimpinan gereja ini minggu yang lalu berkunjung ke kantor pusat dan hampir 60 orang yang datang. Mereka rindu semua mau berteman mengenal HKBP dan memang HKBP adalah adik kandungnya karena ke gereja inilah lebih dahulu misionar yang datang dari RMG, Jerman, sekarang UEM. Itulah hasil penginjilan mereka. Tetapi, mereka pulang karena perang Antasari, kembali ke Batavia (Jakarta). Kemudian, oleh direktur atau inspektorat RMG dahulu namanya, diminta supaya jangan pulang teruskan ke Sumatra. Jadi, mereka datang ke tanah Batak dan penginjilan masuk ke tanah Batak ini menjadi orang-orang Kristen.

Penginjil yang datang dari RMG diutus ke Kalimantan dan mereka juga penginjil yang ada di tanah Batak. Itu sebabnya ada nyanyian kita Nang dongannami na adong di Borneo sai diramoti Tuhan. Kenangan itu ada dan perkunjungan Minggu yang lalu merupakan tonggak sejarah bagi kita karena sekaligus jalinan persahabatan dan kerja sama antara HKBP dan GKE. Utusan-utusan gereja tetangga, kalau Sekum PGI, berasal dari HKBP. Tetapi, untuk gereja tetangga, saya sudah sering katakan, kalau kita itu satu.

Bapak ibu sekalian, kita sangat mengharap agar pemerintah dan gereja dapat bekerja sama. Mengapa? Karena, selalu saya katakan kalau saya berkunjung ke pemerintah-pemerintah daerah, bahwa anggota jemaat kami adalah rakyat mereka. Sebagian rakyat dari pemerintah adalah anggota jemaat kami. Jadi, tidak mungkin kita tidak kerja sama. Ini harus dikembangkan. Saya selalu berusaha di mana pun berkunjung supaya bisa berbicara, bertemu dengan unsur pemerintah karena dengan demikian kita dapat merajut kebersamaan itu. Kepada pemerintah kami sangat berterima kasih. Mauliate amang di hamu ala dongannami do hami, hamu. Rap do hita mangula laho mangaradoti ruas dohot rakyat. Anggiat ma tu angka tingki na naeng ro boi ta kembangkan.

Kemudian, kepada gereja-gereja tetangga, kita akan berusaha menjalin hubungan kerja sama dan yang benar-benar ekumenis. Bukan hanya kerja sama karena hal-hal biasa. Tapi, bekerja sama di dalam bidang kehidupan untuk menata bagaimana dalam bersahabat, bertetangga, bersilaturahmi, saling menolong, mendukung, marsiurupan hita di angka nadokdoki.

Di hamu amanami dohot inanami peserta sinode godang, saya mau katakan HKBP kita sangat serius melaksanakan sinode ini. Sinode ini di aturan kami tidak ada dikatakan Sinode Godang Amandemen. Di aturan kita dikatakan “Sinode”. Ini sudah ditetapkan dan dilakukan dalam sekali dua tahun dalam satu periode. Oleh karena itu, kami sangat serius bagaimana untuk menahapi, menjalani dan melaksanakan agar apa yang kita cita-citakan supaya terlaksana dengan baik. Kita akan bergumul, berusaha mencapai apa yang terbaik ke depan sesuai dengan sub tema sinode godang ini. Upaya kita adalah merevitalisasi. Mencoba menghidupkan kembali pelayanan. Kita tidak akan keberatan, tidak akan tersinggung kalau masa-masa ini ada yang harus kita revitalisasi, kita hidupkan kembali, kita berdayakan kembali.

Banyak program dan yang sudah dilaksanakan oleh pendahulu-pendahulu kita, termasuk Nommensen. Pada akhir-akhir ini hal itu semakin surut, tidak berkembang. Apakah itu di bidang pendidikan, pekerjaan sosial dan pekabaran Injil. Setelah kita lakukan revitalisasi di bidang pendidikan tahun lalu, kita bersyukur Tuhan menghadiahkan satu lagi universitas di dalam tubuh HKBP, yaitu Universitas HKBP Nommensen di Pematangsiantar. Terima kasih kepada pimpinan yayasan yang sangat berjuang untuk itu.

Hal-hal yang lain harus kita revitalisasi. Ada rumah sakit kita dan unit-unit pelayanan kita di bidang sosial dan pada akhir-akhir ini semakin surut, semakin surut. Sekarang waktunyalah kita dapat merevitalisasi ini. Kami pimpinan dan jajarannya telah berusaha memersiapkan sinode godang ini untu merevitalisasi itu. Salah satu buktinya, walaupun belum sepenuhnya dikatakan berhasil, tapi berusaha, kita telah adakan Konsultasi Nasional HKBP. Dalam kegiatan itu kami harus sebut buku ini kami tulis dalam konsultasi nasional itu, Tumbuh Lokal Berbuah Universal. Kepada peserta Sinode Godang akan mendapatkan buku itu.

Kemudian, kalau ini [Buku Tumbuh Lokal, Berbuah Universal] saya tulis sendiri, dan kami menulis lagi bekerja sama dengan para pendeta dan cendikiawan untuk melihat prospek gereja HKBP ke masa depan. Itu kami tuangkan dalam buku judulnya Mengagas Masa Depan. Yang mau saya katakan, kami telah mengajak beberapa pendeta untuk dapat melihat ke arah mana di masa depan.

Untuk itu kepada tamu-tamu kami bahwa buku ini telah kami launching sebagai hadiah atau berkat untuk kita harapkan diberikan kepada gereja dan dapat dibaca. Sekian dan terima kasih!