Pesta Parolopolopon, HKBP Rantauprapat Tuliskan Sejarahnya

RANTAUPRAPAT, hkbp.or.id - Menuliskan ulang sejarah yang dipelihara secara lisan memiliki kesulitan tersendiri ditambah apabila saksi-saksi langsung sejarah tersebut sudah tidak ada. Oleh karena itu diperlukan ketekunan dan ketelitian dalam menyusun potongan-potongan sejarah yang dipelihara secara lisan tadi menjadi sebuah tulisan yang memiliki nilai sejarah.

Dengan penuh ketekunan dan ketelitian tim sejarah HKBP Rantauprapat telah menuliskan ulang sejarah Jemaat HKBP Rantauprapat yang secara singkat dibacakan pada acara Pesta Parolopolopon 70 tahun Jemaat HKBP Rantauprapat (11/9/2022).


Sebelum Ibadah, Sekretaris Jenderal HKBP, Pdt. Victor Tinambunan menandatangani Prasasti Peresmian Gedung Sekolah Minggu, Konsistori, dan Sekretariat serta Prasasti 70 tahun Jemaat HKBP Rantauprapat.



Kegiatan Pesta Parolopolopon dipadu dengan Pesta Puncak Tahun Kesehatian HKBP Rantauprapat.

Jemaat HKBP Rantauprapat pada tahun 1952 mengadakan kebaktian pertama jemaat HKBP yang pada waktu itu menggunakan Bahasa Batak. Ibadah pertama diinisiasi oleh St. Hutapipin Siagian/br. Hutagaol (dikenal dengan Usaha Gunung) dan dilakukan di rumah pribadinya yang terletak di Jl. Perundingan (dikenal dengan Gang II).


Pesta kali ini dirayakan dalam tajuk Kesehatian HKBP Rantauprapat.

Mengawali khotbahnya, Pdt. Tinambunan menekankan "Kesehatian hanya datang dari hati yang bersukacita (marolopolop)."


Salah satu tantangan bagi kesehatian adalah kekecewaan dan sungut-sungut yang muncul dari keinginan yang dipaksakan namun tidak tercapai.

"Para Ahli Taurat dan Pemimpin Yahudi kala itu keinginannya supaya Tuhan Yesus menyesuaikan diri dengan kebiasaan, pikiran, dan hasrat serta harapan mereka. Sebaliknya kitalah yang harus menyesuaikan diri dengan cara-cara Tuhan, maka tidak akan ada kekecewaan apalagi sungut-sungut," terang Pdt. Tinambunan.

Di tengah tantangan hidup yang mendesak, sukacita kita jangan hilang. Karena sukacita kita bukan bersumber dari dunia ini.


"Sumber utama sukacita dan damai sejahtera kita adalah dari dan karena Kristus mengasihi kita tanpa henti," tegas Pdt. Tinambunan.

Ibadah dilayani oleh Pdt. Tombak Silaen selaku Pendeta Resort sebagai Liturgis, Pdt. Rini Hutajulu dan Bvr. E. Pandiangan. Sekolah Minggu HKBP Rantauprapat juga terlibat sebagai pembaca Hukum Taurat berbahasa Batak. Sebanyak 10 ASM membacakan Hukum Taurat dengan lengkap tanpa melihat teks. (SKS-NS)



Pustaka Digital