Renungan Harian HKBP | 10 Desember 2023
Selamat Advent Bapak/Ibu, Saudara/I yang dikasihi Kristus, kita akan mendengarkan Firman Tuhan, kita berdoa!
Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, itulah yang memelihara hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus Tuhan kita, Amin.
Firman Tuhan bagi kita di minggu Advent II, tertulis pada kitab Zakharia 9: 9-10, demikian bunyinya:
9 Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.
10 Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan dilenyapkan, dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi.
Bapak/Ibu, saudara/i yang dikasihi Kristus, biasanya gambaran seorang raja adalah tegas, beribawa, gagah perkasa dan menguasai strategi perang sehingga dapat melindungi rakyat dan kerajaannya dari ancaman bangsa-bangsa lain. Demikian jugalah harapan bangsa Israel yang menanti-nanti lahirnya seorang raja dari keturunan Daud yang akan kembali mengangkat umat Israel menjadi bangsa yang jaya dan menghancurkan bangsa yang menjajah mereka. Harapan ini terus tumbuh di hati orang Israel dan senantiasa dinanti-nantikan kehadirannya. Kerinduan mereka bahwa kelahiran Raja ini akan membawa kemenangan dan sukacita besar bagi mereka. Namun, Firman Tuhan hari ini, nubutan nabi Zakharia tentang kedatangan raja yang mereka nanti-nantikan sangat berbanding terbalik dengan sosok yang mereka harapkan. Pada ayat 9 sangat jelas dikatakan: “…Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” Raja yang datang adalah Raja yang adil dan jaya. Raja yang akan menegakkan hukum dan kebenaran Allah dan melakukan keadilan yang sudah sangat langka. Raja yang tidak akan berkompromi dengan ketidakbenaran dan pelanggaran hukum. Namun, Ia lemah lembut, sungguh sangat berlawanan dengan gambaran seorang raja yang tegas, gagah dan perkasa yang menunjukkan sosok yang ditakuti oleh siapapun. Bukan hanya lemah lembut, namun juga mengendarai seekor keledai. Keledai adalah gambaran kelemahlembutan, rendah hati dan damai. Sangat berbeda dengan gambaran seorang raja yang gagah perkasa pasti mengendarai seekor kuda, menggambarkan kekuasaan dan kekerasan yang tidak akan kalah dalam peperangan. Seekor kuda adalah kendaraan berperang yang akan membawa korban dan penderitaan, permusuhan dan kebencian. Hal ini bukanlah gambaran Raja yang dinubuatkan akan lahir di tengah-tengah bangsa itu.
Jemaat yang dikasihi Kristus, Raja yang lahir adalah Raja yang adil dan jaya serta Pembawa Damai. Ia akan memerintah dengan damai dan membawa setiap orang akan memberlakukan hukum kebenaran Allah dan mengajak semua orang dari segala penjuru untuk hidup dalam perdamaian. Kedamaian yang menghilangkan peperangan dan kekerasan, tidak akan ada lagi bangsa menaklukkan bangsa lain. Kereta-kereta dan kuda-kuda yang merupakan lambang peperangan akan dilenyapkannya dan digantikan dengan berita kedamaian. Firman Tuhan ini mau mengajak kita semua untuk bersukacita dan bergembira mengingat bahwa Raja Damai yang adil dan Jaya telah datang dan memberikan damai itu bagi kita. Ia telah menegakkan kebenaran Allah dan menghapuskan setiap dosa pemberontakan manusia melalui kematianNya di kayu salib. Yesus, Sang Raja Damai yang jaya membawa perdamain antara Allah dan manusia, mengembalikan hukum kebenaran Allah yang berlaku untuk seluruh umat manusia. Marilah kita mensyukuri kehadiran Raja Damai dengan senantiasa bersukacita dan bergembira menjalani kehidupan kita sebab Dialah yang akan menolong kita untuk senantiasa membawa damai dan melakukan kebenaranNya di sepanjang hidup kita, dan menghentika setiap permusuhan, pertikaian yang akan membawa penderitaan. Di masa-masa Advent ini, marilah kita semakin mengoreksi hidup kita masing-masing agar jauh dari kebencian dan kekerasan, melainkan hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan atas FirmanMu yang mengingatkan kami agar hidup kami senantiasa membawa damai di manapun kami berada, sebab Raja Damai, yaitu Yesus Kristus telah melakukanNya bagi dunia ini, maka kuatkan kami ya Tuhan agar setia menjadi pewarta kedamaian yang dari padaMu. Oleh sebab itu, tolonglah kami ya Tuhan agar tetap taat dan setia melakukan kehendakMu di sepanjang hidup kami, agar nama Tuhan ditinggikan dan dimuliakan dan kami pun senantiasa bersukacita sebagai anak-anakMu yang terkasih, dalam Kristus Yesus kami berdoa. Amin.
Tuhan memberkati Engkau dan melindungi engkau. Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera, Amin.
Pdt. Emilda Sibarani, S.Th- Melayani di Biro Sending HKBP