Renungan Harian HKBP | 10 September 2023 (Evangelium)

ALLAH BERKENAN KEPADA PERTOBATAN ORANG FASIK!

(YEHEZKIEL 33: 7-11)

 

Selamat hari Minggu bagi bapak, ibu, dan saudara, sebelum mendengar renungan dari Firman Tuhan. Saya mengundang pendengar menyatukan hati dan pikiran untuk bersaat teduh di dalam doa. Kita berdoa!

 

Doa Pembuka: Tuhan Allah yang Maha Kuasa dan Maha Kasih yang bertahta dalam Kerajaan Sorga. Kami memuji dan memuliakan namaMu yang kudus. Tuhan senantiasa menyertai dan memberkati hidup dan kehidupan kami. Tibalah saatnya kami akan mendengar sabdaMu.  Kiranya Tuhan berkenan mencurahkan RohMu yang Kudus untuk menerangi dan mencerahkan hati dan pikiran kami. Supaya kami semuanya dapat memahami FirmanMu yang kami dengar dan kami dapat melakukannya di dalam kehidupan kami sehari-hari. Dalam nama AnakMu, Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin!

 

Saudaraku yang kekasih, Nats renungan di minggu ini tertulis dalam Yehezkiel 33: 7-11, saya akan membacakannya bagi kita sekalian.

33:7 Dan engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga  bagi kaum Israel. Bilamana engkau mendengar sesuatu firman dari pada-Ku,  peringatkanlah mereka demi nama-Ku. 33:8 Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati!  dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya  dari padamu. 33:9 Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat,  ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.  33:10 Dan engkau anak manusia, katakanlah kepada kaum Israel: Kamu berkata begini: Pelanggaran kami dan dosa kami sudah tertanggung atas kami dan karena itu kami hancur; bagaimanakah kami dapat tetap hidup?  33:11 Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik , melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel? ” demikian Firman Tuhan.

 

Bapak, ibu dan saudara terkasih! Dalam nats ini ditemukan kata atau istilah “penjaga.” Dalam bahasa Ibrani, “penjaga” disebut mismar, dari kata dasar syamar, yang artinya menjaga, mengawal, memegang dan memperhatikan. Penjaga boleh diartikan orang yang bertugas atau yang ditugaskan untuk menjaga, mengawasi dan memperhatikan sesuatu.

 

Kata penjaga adalah kiasan atau memiliki makna simbolis. Maka dalam Perjanjian Lama sering ditemukan dan ditujukan bagi para nabi yang diangkat Allah. Sebagai penjaga, para nabi memiliki tanggung jawab untuk memperingatkan orang-orang fasik mengenai kebinasaan yang akan datang. Allah akan menuntut para nabi, jika mereka tidak menjalankan tugas tanggung jawabnya. Tetapi jika umat yang tidak mendengarkan atau tidak mengindahkan peringatan para nabi, umat itu sendiri yang akan menanggung akibatnya.

 

Saudara sekalian! Berdasarkan 1 Petrus 2: 9, “Namun, kamu adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri supaya kamu dapat memberitakan kebaikan-kebaikan-Nya, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan menuju kepada terang-Nya yang Ajaib.” Bahwa semua umat percaya memiliki tugas tanggung jawab sebagai “penjaga.” Para pelayan gereja menjadi penjaga bagi umat yang dilayaninya. Orang tua sebagai penjaga buat anak-anakNya. Demikian para pemimpin adalah penjaga bagi masyarakat yang dipimpinnya.  

 

Semua kita bertugas menyampaikan peringatan kepada orang-orang yang berbuat jahat dan dosa, agar kembali ke jalan yang benar, ke jalan yang Tuhan kehendaki. Tugas ini cukup berat. Kenapa berat? Pertama sekali, kita sebagai yang dipercayakan Allah untuk membawa kembali orang-orang yang selama ini telah jauh dari jalanNya. Kita sendiri harus rela menginstropeksi diri kita sendiri. Jika memang ada yang harus diperbaiki, mari kita lebih dahulu memperbaiki diri kita sendiri. Dalam Roma 14:12 “Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.” Dan bagaimana mungkin orang-orang mendengar peringatan dan ajakan kita, kalau kita tidak mampu menjadi teladan, dalam bahasa Batak disebut “tiruan.”

 

Sebagai umat percaya yang telah menerima “imamat Rajani” harus menjadi teladan bagi orang lain. Teladan dalam perkataan, tindakan, perilaku dan perbuatan. Tujuan dari semua keteladanan yang kita berikan, agar kita bersama-sama hidup dalam syalom Allah, dalam damai sejahtera yang daripada Allah.

 

Apakah semua orang akan mendengarkan kita, jika kita berjalan yang benar? Tidak. Bahkan ada yang menolak peringatan, nasehat dan ajakan kita. Sebagaimana yang dialami oleh para nabi dan para rasul, seperti Yeremia, Paulus, bahkan Yesus sendiri pernah ditolak di kampung halamanNya. Kita tidak punya kuasa memaksakan dan mengubah pikiran dan hidup orang lain. Sebab mereka juga akan mempertanggungjawabkan dirinya masing-masing di hadapan Tuhan. Tapi yang pasti, Tuhan menghendaki: kita mau menjalankan tugas tanggung jawab yang diberikanNya dengan kesetiaan, ketaatan dan kerendahan hati.

 

Bapak, ibu dan saudara pendengar yang terkasih! Muatan dari pemberitaan, peringatan dan nasehat yang kita sampaikan berdasarkan nats ini adalah cinta kasih Allah yang tiada taranya. Pertama, sebagai bukti cinta kasihNya, pada ciptaanNya diberikan hidup dan kebebasan. Baiklah hidup dan kebebasan itu tidak kita sia-siakan, tetapi digunakan membangun diri masing-masing, menopang sesama dan memuliakan namaNya. Kedua, kepada manusia diberi waktu dan kesempatan untuk bertobat, untuk kembali, untuk mengubah hidupnya sebagaimana yang dikehendaki Allah. Saat kita melakukan yang jahat dan dosa, Tuhan tidak menghukum kita pada saat itu juga. Tuhan masih memberi kesempatan bagi kita untuk berubah. Ia menantikan kedatangan kita kembali kepadaNya.

 

Saudara yang terkasih! Dalam ayat 11 disebut: “Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik , melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup.   Bertobatlah,   bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu.” Ungkapan ini menyatakan kasih Allah yang sungguh luar biasa. Allah tidak menginginkan kematian orang fasik, tetapi pertobatannya supaya ia hidup. Kerinduan Allah terhadap pertobatan umatNya sangat besar. Justru karena kerinduan dan cinta kasihNya itu, Allah mengaruniakan AnakNya Yesus Kristus, sebagaimana yang disebut dalam Yohanes 3: 16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

 

Waktu dan kesempatan ini harus kita lihat sebagai masa pengasihan Allah pada kita. Marilah kita gunakan masa pengasihan Tuhan ini menjadi kesempatan untuk mengevaluasi perbuatan-perbuatan kita dan mengintropeksi diri kita masing-masing. Tentu sebagai manusa yang terbatas, kita tidak luput dari kesalahan dan dosa itu. Tuhan menginginkan kita semua memperoleh hidup yang kekal. Itu dapat kita menangkan jika ada kesadaran, penyesalan diri dan niat berubah. Selama hidup kita benar-benar  setia mengimani Allah.  Amin!

 

Doa Penutup: Kami telah mendengar FirmanMu yang mengajarkan bahwa Engkau adalah Allah yang penuh kasih. Cinta kasihMu adalah kekal untuk selama-lamanya. Masa ini adalah masa pengasihan Tuhan bagi kami. Baiklah masa ini kami gunakan untuk mengevaluasi segala perbuatan dan diri kami. Sebab Tuhan tidak menginginkan kami mati dalam keberdosaan kami, tetapi Tuhan berkenan terhadap pertobatan kami, supaya kami hidup. Mampukan kami ya Tuhan untuk meninggalkan segala dosa dan kejahatan yang senantiasa meliputi kehidupan kami. Engkau juga memanggil kami kepada satu tugas mulia, yaitu pangilan Imamat Rajani, agar kami mewartakan FirmanMu yang menyatakan peringatan-peringatanMu kepada sesama kami lewat perkataan, nasehat dan hidup kami. Baiklah kami semua berjalan di jalanMu yang benar itu, agar beroleh hidup yang kekal. Amin.


Pdt. Fortunate SMM Siagian, S.Th - Kepala Biro TIK HKBP

Pustaka Digital