Renungan Harian HKBP | 12 Januari 2024

Saat Teduh 

Doa Pembuka: Di pagi hari ini, kami datang ke hadapanMu ya, Tuhan, untuk bersyukur atas segala pemeliharaanMu yang kami terus rasakan. Nafas kehidupan, kesehatan, kesempatan berkarya, merupakan tiga hal dari sekian banyak yang Tuhan masih sediakan bagi kami. Sebentar kami akan bersama merenungkan firmanMu. Urapilah kami dengan hikmatMu agar kami mampu memahami dan melaksanakan semua yang Engkau ajarkan dalam kehidupan kami. Demi Kristus kami berdoa, amin. 

Pembacaan Nats: Keluaran 3:12

“Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku yang akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu? Bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.” 

Topik: “Secara Aktif Menunggu

Lazim rasanya sesaat sebelum sebuah ujian atau pertandingan berlangsung, kita merasa terlalu kerdil untuk menghadapinya. Perasaan ini kemudian membuat kita menjadi semakin tenggelam dalam rasa takut akan kegagalan di ujung ujian atau pertandingan tersebut. Perasaan demikian mungkin juga kita rasakan ketika akan memasuki tahun yang baru, 2024. 

 Sesungguhnya, perasaan kekhawatiran yang kita rasa bukanlah sesuatu yang tidak normal. Sebaliknya, hal ini sungguh normal. Hal serupa pernah juga dirasakan oleh Musa ketika Allah memintanya untuk menghadap Firaun agar bangsa Israel dibebaskan. Bagaimana tidak gentar, Musa pada saat itu bukanlah pribadi yang diperhitungkan, lalu diminta untuk menghadap seorang tokoh yang berkuasa dan artinya punya pengaruh sangat besar banyak orang termasuk Musa. 

Ayat bacaan hari ini merupakan bagian dari satu perikop yang secara garis besar berisi tentang pemanggilan dan pengutusan Musa oleh Allah. Salah satu yang membuat perikop ini menjadi menarik adalah karena adanya dialog antara Allah dengan Musa secara langsung (tanpa perantara). Digambarkan dalam perikop ini bahwa Allah menampakan diri melalui semak-semak menyala namun tidak dimakan api. Pada dialog inilah Musa kemudian mendapat tugas mulia untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. 

Menariknya, perintah ini tidak segera dibalas dengan kesediaan Musa. Perasaan terlalu kerdil untuk sebuah tugas yang besar kemudian menghinggapi Musa. Ayat yang menjadi dasar renungan hari ini adalah respons Allah terhadap perasaan kerdil Musa. Allah dengan lembut menenangkan rasa gusar Musa dengan menjanjikan penyertaan atasnya selama menjalankan perintah ini. 

Lewat bacaan ini, kita diingatkan akan beberapa hal. Pertama, bila Tuhan sudah meminta kita untuk mengerjakan misi dariNya, maka bisa dipastikan Ia juga akan berjalan bersama kita sampai akhirnya misi tersebut tuntas ditunaikan. Janji bahwa Allah akan menyertai sampai akhir bukanlah isapan jempol belaka. Bila kitab Keluaran kita baca hingga selesai, kita pasti mengetahui bahwa Allah sungguh menyertai Israel hingga keluar dari tanah perbudakan. 

Hal lain yang diingatkan melalui bacaan ini adalah tidak ada misi yang terlalu besar untuk Allah kita. Fakta bahwa pada akhirnya bangsa Israel sungguh keluar dari Mesir harusnya menjadi bukti untuk kita bahwa bila Allah sudah berkehendak, maka tidak ada manusia yang bisa menghalangi, termasuk mereka yang sungguh berkuasa seperti Firaun.  

Bacaan hari ini bisa menjadi bekal penting untuk kita memasuki tahun 2024. Ada banyak perubahan, tantangan, atau rencana besar yang mungkin akan kita lalui di tahun ini sehingga membuat kita menjadi risau dan khawatir. Sekali lagi, tidak ada yang salah bila kita merasa demikian. Musa juga merasakan hal yang sama ketika Allah memintanya menghadap Firaun untuk meminta agar bangsa Israel dibebaskan. Meski demikian, meski pada satu titik kita merasa tenggelam dalam rasa risau yang berlebih, bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa Allah kita jauh lebih besar dari semua kekhawatiran kita itu. Selama tujuan kita adalah untuk memuliakan Allah, maka Ia juga akan berjalan bersama dengan kita. 

Yang menjadi pertanyaan untuk kita kini adalah, bagaimana kita mengetahui bahwa allah sedang menitipkan sebuah misi untuk kita? Dan misi apa yang sedang Allah minta kita kerjakan? Kedua pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh mereka yang sudah terlebih dahulu memiliki relasi yang baik dengan Allah. Inilah mengapa bacaan hari ini selain mengingatkan kita tentang janji penyertaan Allah, juga mengundang kita untuk terlebih dahulu memeriksa relasi kita dengan Allah. Selamat mengawali peziarahan iman di tahun yang baru. Selamat berjalan dengan Allah di sepanjang Tahun ini. Amin. 

Doa Penutup: Allah yang bertahta dalam Kerajaan Surga. Kami bersyukur karena Engkau sudah menyertai kami di sepanjang tahun 2023. Kami tahu, Engkau juga akan terus mendampingi kami di sepanjang tahun ini. Kami bersyukur untuk sapaan firmanMu hari ini. Kami bersyukur kalau pada kesempatan ini kami kembali diingatkan tentang janji penyertaan yang Engkau berikan untuk umatMu melalui Musa. Ajarlah kami agar bisa selalu mengolah kekhawatiran kami akan masa depan agar kebesaranMu selalu menjadi pegangan kami dalam menjalani hari-hari yang akan datang hingga akhirnya misiMu boleh kami tunaikan dengan baik. Kami menyerahkan seluruh kehidupan kami di sepanjang tahun ini ke dalam tanganMu. Demi Allah Yang Sudah Menuntun Israel Keluar dari Mesir, kami berdoa. Amin. 

Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa, serta Persekutuan dari Roh Kudus, kiranya menyertai kita. Amin.

Cal. Pdt. Mikhael Sihotang, M.A- Staf Kantor Ephorus HKBP

Pustaka Digital