Renungan Harian HKBP | 12 Mei 2024

Salam sejahtera dan selamat hari Minggu. Cukup senang boleh menyapa bapak, ibu dan saudara sekalian dalam acara peyampaian di Radio Bonafit Tarutung. Namun sebelumnya, baiklah kita berdoa.

Doa pembuka: Kita berdoa! Pujian syukur kami sampaikan kepadaMu ya Tuhan! Sebab Allah adalah Allah yang luar biasa, maha kuasa, maha kasih, maha tahu dan maha hadir. Allah menyatakan pemeliharaan Tuhan dalam hidup kami. Ya Allah, Tuhan kami, hadirlah dalam setiap pribadi kami pendengar radio bonafit ini, di mana kami akan mendengar sabdaMu. Engkaulah yang memberi pengertian pada kami, supaya kami juga Engkau jadikan sebagai pelaku-pelaku Firman. Dan damai sejahtera Allah yang melampui segala akal, itulah kiranya yang memelihara hati dan pikiran kami, dalam nama AnakMu Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami. Amin!


EPISTEL

Bapak, ibu dan saudara terkasih!

Renungan hari ini dari nas epistel Minggu, tertulis dari kitab

Matius 13: 10-17

13:10 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?"

13:11 Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.

13:12 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi 1 , sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.

13:13 Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.

13:14 Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.

13:15 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.

13:16 Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.

13:17 Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”


Bapak, ibu dan saudara yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus!

Banyak pengajaran Yesus dalam bentuk perumpamaan, seperti orang kaya yang bodoh (Lukas 12: 13-21), domba yang hilang, dirham yang hilang, anak yang hilang bendahara yang tidak jujur (Lukas 15: 1 – 16: 9) dan lain-lain. Di antara perumpamaan-perumpamaan Yesus ada yang mudah dimengerti, misalnya orang Samaria yang baik hati (Lukas 10: 25-37) dan yang sulit dipahami, yaitu perumpamaan terkait dengan kerajaan sorga, seperti perumpamaan seorang penabur, lalang di antara gandum, biji sesawi dan ragi, pukat (Matius 13: 1-52) dan lain sebagainya. Para murid yang mendengar pengajaran dalam bentuk perumpamaan-perumpamaan bertanya kepada Yesus: “Mengapa engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan.” Murid-murid ingin mengetahui alasan Yesus dan kemungkinan para murid itu juga kurang memahami perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus itu. 


Pertanyaan para murid tidak dijawab Yesus dengan tegas dan jelas. Tetapi jawaban Yesus memberi pengertian terhadap para murid. Yesus memperbandingkan karakter murid-muridNya dengan orang banyak yang mungkin menunjuk ahli-ahli Taurat, kaum Farisi, Kaum Saduki dan para imam. Murid-murid memperlihatkan adanya penerimaan dan perenungan atas pengajaran dan perbuatan Yesus, sedangkan yang lain bersikap menolak atas apa yang dilakukan oleh Yesus. Dari sudut pandang anthropologi kristen, manusia merupakan citra Allah dan Allah mengaruniakan kepada manusia akal budi dan kebebasan atau kehendak. Dalam nas ini, para murid mengutamakan keyakinan atau imanya untuk memahami pengajaran dan perbuatan Yesus. Sedangkan ahli-ahli Taurat, kaum Farisi, kaum Saduki dan imam-imam Yahudi lebih mengandalkan pengetahuannya. Pertimbangan-pertimbangan logis yang dibuat oleh orang-orang yang menolak pengajaran dan perbuatan Yesus. 


Orang-orang yang menolak pengajaran dan perbuatan Yesus tidak berniat baik untuk memahami apa yang disampaikan dan yang dilakukan oleh Yesus. Sebaliknya, para penentang itu berniat untuk mencari titik kelemahan pengajaran dan tindakan Yesus. Niat para penentang tersebut diketahui oleh Yesus. Karena itu, Yesus menjelaskan kepada muridNya: “itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun mereka melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mereka mendengar, mereka tidak mendengar dan mengerti.” Artinya, dalam diri ahli-ahli Taurat, kaum Farisi, kaum Saduki dan para imam terdapat niat buruk terhadap Yesus. Seterang apa pun penjelasan yang dilakukan Yesus terhadap penentangNya, pasti mereka akan menolaknya. Apa lagi yang disampaikan Yesus dalam perumpamaanNya itu berkaitan dengan Kerajaan Sorga. 


Pemahaman kerajaan sorga dalam perumpamaan, sebagian besar menjelaskan pemerintahan mesianik Yesus. Siapa yang menjadi Raja di dalam kerajaan sorga? Yesus Kristus. Pemerintahan Yesus adalah kekal untuk selama-lamanya. Pengertian seperti itu sangat kontras terhadap pengetahuan para penentang Yesus (bandingkan dengan aduan orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan Herodes). Pribadi para penentang tersebut telah diliputi oleh kebencian dan dendam terhadap Yesus. Seperti yang dikatakan Yesus pada ayat 15a, “sebab hati bangs aini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup.”


Yesus menyebut murid-muridNya, orang-orang yang berbahagia. Para murid secara langsung mendengar pengajaran dan melihat perbuatan Yesus. Murid-murid Yesus lebih berbahagia dibandingkan dengan para nabi dan orang-orang benar pada masa Perjanjian Lama. Dulunya, para nabi dan orang-orang benar merindukan seperti yang dialami para murid. Di sini, Yesus menegaskan pada para murid mengenai “kairos” atau “kesempatan.” Para murid dapat memanfaatkan kesempatannya bersama Yesus untuk semakin mengenal Allah dan kehendakNya. Spiritualitas para murid diharapkan secara terus menerus mengalami pertumbuhan. Sehingga nantinya, para murid akan semangat dan bergegas mewartakan kerajaan Allah. 


Bapak, ibu dan saudara yan dikasihi Tuhan!

Orang benar yang disebut dalam nas ini (Matius 13: 10-17; bnd. Matius 10: 41; 23: 29; Lukas 10: 24), bukan hanya menunjuk para nabi, orang-orang pada masa Perjanjian Lama, dan bukan hanya para murid dan pengikut Kristus di zaman Perjanjian Baru atau para rasul dan orang-orang kudus di zaman gereja mula-mula, tetapi umat percaya segala zaman, termasuk kita di dalamnya. Keberadaan umat percaya berada pada penantian akan kedatangan Mesias kedua kalinya. Kesempatan ini harus dipergunakan oleh umat percaya untuk mencari, mengenali dan merenungkan kebenaran ilahi dengan membaca, mendengar dan merenungkan Firman Tuhan setiap harinya. Umat percaya harus berusaha menyesuaikan hidupnya seturut dengan kehendak Allah. Kehidupan keseharian umat percaya diisi dengan sikap, perkataan, pemikiran, kelakuan, perbuatan dan tindakan baik. Umat percaya akan mengalami kebahagiaan yang sempurna dan kekal, ketika hidup dan kehidupannya seturut dengan kehendak Allah. Amin.

EVANGELIUM 

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

(MAZMUR 1: 1-6)

Saudara pendengar yang dikasihi Tuhan, Nas khotbah atau renungan pada minggu, 12 Mei 2024 ini tertulis dalam Kitab Mazmur 1: 1-6.

“ Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik , yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang fasik mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.”

Demikian Firman Tuhan.

Bapak-ibu dan saudara pendengar yang dikasihi Tuhan!

Dalam Firman Tuhan ini, pemazmur menggambarkan dua komunitas masyarakat yang sama-sama mengejar kebahagiaan. Sebagaimana kita ketahui, kebahagiaan sebagai pancaran suasana hati yang dapat dinyatakan oleh bahasa tubuh manusia, seperti ceria, cerah, berseri. Misalnya, kita menunjuk seseorang berada dalam kondisi bahagia. Wajahnya berseri dan cerah, nampak ia sedang bahagia hari ini. Dua kebahagiaan yang ditegaskan dalam Firman Tuhan saat di sini, yaitu kebahagiaan yang sifatnya kekal dan kebahagiaan yang sifatnya sementara.

Pemazmur menjelaskan bahwa umat yang memperoleh kebahagiaan kekal disebut orang benar. Bagaimana orang benar sampai pada kondisi bahagia dan apa cirinya? Orang benar akan melakukan pemisahan diri dari orang-orang fasik, merenungkan Taurat Tuhan dan mengalami pertumbuhan serta menghasilkan buah. Orang benar akan tetap berada di jalan kekudusan yang perkenankan dan bersemangat mengabdikan dirinya untuk mempelajari kebenaran ilahi.

Dalam ayat 1 dikatakan: “tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,” “tidak berdiri di jalan orang berdosa,” dan “tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.” Artinya, orang benar memiliki kemampuan membedakan sikap, perilaku dalam komunitas masyarakat di sekitarnya. Orang benar akan selalu bertahan untuk menempatkan dirinya berada dalam posisi yang berseberangan dengan cara-cara hidup orang fasik.

Bapak, ibu dan saudara pendengar yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus!

Orang benar dapat berbuat demikian, karena kesukaan orang benar adalah Taurat Tuhan. Kesukaan merupakan sikap sebagai pendahuluan. Sedangkan Taurat Tuhan, bukan hanya menunjuk kesepuluh hukum Taurat yang diterima Musa di gunung Sinai, tetapi menunjuk keseluruhan Firman Tuhan. Bagi kita saat ini, Firman Tuhan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Firman Tuhan akan dijadikan orang benar sebagai tuntunan, pedoman dan cerminan dalam hidupnya. Seluruh sikap, perilaku, tindakan dan perbuatan orang benar berdasarkan pengertian Firman Tuhan yang dicurahkan oleh Roh Kudus. Firman Tuhan sangat berarti dan bermanfaat bagi hidup orang benar, yaitu “untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakukan dan mendidik dalam kebenaran” (2 Timotius 3: 16).

Bagi orang benar, waktu keseharian tidak akan berlalu, tanpa membaca atau mendengar Firman Tuhan. Orang benar merindukan Firman Tuhan setiap hari: Mazmur 119: 131 menyebutkan “mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintahMu.” “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau ya Allah” (Mazmur 42: 2). Bukan hanya merindukan, tetapi orang merenungkan Taurat Tuhan siang dan malam. Kata “merenungkan” boleh di artikan “mengulang-ulang” seperti “mulut yang mengunyah makanan” untuk memperoleh pengertian yang benar. Sehingga orang benar dapat merefleksikannya dalam keseharian hidupnya.

Bapak, ibu dan saudara pendengar yang terkasih!

Perenungan yang benar akan samapai pada perolehan pengertian yang benar juga. Sebab orang benar akan memohon kehadiran Roh Kudus dalam dirinya yang dapat memberi pengertian terhadap Firman Tuhan yang dibaca atau didengar. Kata lain dari perenungan adalah “meditasi,” yaitu sikap yang merujuk pada tindakan moral. Bagi umat percaya saat ini, adalah penting menyisihkan sedikit waktunya untuk mengheningkan diri dari segala aktifitas sehari-hari dan melakukan meditasi untuk merenungkan Firtman Tuhan. Perenungan Firman Tuhan merupakan bagian daripada pemeliharaan spiritual.

Perenungan Firman akan menghasilkan sikap dan cara pandang yang baru mengenai pengalaman tentang Tuhan, kehidupan umat manusia dan alam ciptaan. Artinya, umat percaya akan mengalami kebaruan cara pandang mengenai banyak hal dalam totalitas kehidupannya dan lingkungan sekitarnya. Umat percaya akan mengalami transformasi hidup seperti yang dikatakan dalam Roma 12: 2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Karena itu, letak kebahagiaan orang benar atau orang percaya ada pada hati nuraninya yang baik. Pengenalan Tuhan dan kehendakNya menjadi kebahagiaan bagi orang percaya.

Berbeda dengan kebahagiaan orang fasik yang hanya berorientasi pada pemuasan hasrat atau keinginan daging. Kebahagiaan yang demikian bersifat sementara dan cepat berlalu. Orang fasik digambarkan seperti pohon di tanah yang gersang dan tandus. Kebahagiaannya dicitrakan seperti sekam yang mudah ditiup oleh angin. Orang fasik tidak akan tahan berada dalam perkumpulan orang benar. Orang fasik selalu mencela kehidupan orang benar dan menganggap cara hidup orang benar sebagai kesia-siaan.

Bagi orang fasik, kepuasan hasrat sebagai tolok ukur kesenangan dan kebahagiaan hidup. Karena itu tidak ada standard atau aturan untuk mencapai kebahagiaan itu. Segala cara pun akan dilakukan orang fasik demi terwujudnya keinginannya. Kejahatan dapat dibenarkan orang fasik, ketika orang fasik berpikiran bahwa dengan kejahatan itulah dia dapat mencapai keinginannya. Tidak begitu penting bagi orang fasik, apakah cara hidup mereka itu akan merusak tatanan sosial masyarakat sekitarnya. Sifat orang fasik adalah egois atau hanya mementingkan diri sendiri.

Ketika hidup orang fasik tampak berhasil, mewah, senang dan bahagia dan orang benar tidak akan cemburu. Bagi orang benar, Tuhan adalah hakim yang adil. Keadilan Tuhan berpihak pada orang-orang yang merindukan firmanNya. Penghakiman Tuhan tidak pernah salah. Akhir dari perjalanan hidup orang adalah kehidupan yang dipenuhi olek keadilan, damai sejahtera dan sukacita daripada Allah. Namun, jalan orang fasik menuju pada kebinasaan.

Bapak, ibu dan saudara terkasih!

Firman Tuhan mengajak kita semua untuk memilih dan hidup adalah pilihan. Sebagaimana Sabda Tuhan pada minggu ini mengajak kita untuk memilih di antara dua pilihan. Karena itu, “pilihlah jalan orang benar, sebab di sanalah kebahagiaan yang sempurna dan kekal.” Amin.

Doa Penutup: Kita berdoa! Terima kasih Tuhan atas FirmanMu yang menyapa dan mengajak kami untuk memilih jalan yang benar. Mampukan kami Tuhan untuk setia di jalanMu dan hidup dalam kebenaran FirmanMu. Dalam kehidupan ini pasti akan banyak yang mencela kami, jika kami memilih jalanMu, namun tidak sedikit juga yang akan meneladani cara hidup kami. Kami percaya bahwa Tuhan akan menjadikan kami sebagai sarana kesaksian atas pemeliharaan Tuhan terhadap dunia ini. Tuhan adalah hakim yang adil. KeadilanMu begitu nyata bagi orang-orang yang menghidupi firmanMu. Di dalam kepercayaan dan iman yang demikianlah, hidup kami diliputi kebahagiaan. Kebahagiaan yang bersumber daripadaMu. Tuntunlah kami dengan Roh KudusMu agar kami senantiasa mengalami kuasa Tuhan yang membahagiakan itu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.


Pdt. Fortunate Siagian, S.Th - Kepala Biro TIK HKBP

Pustaka Digital