Renungan Harian HKBP | 17 Agustus 2024

Doa Pembuka: Kita berdoa! Bapa yang kami kenal di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, terimakasih atas nafas yang Engkau berikan kepada kami. Sebentar kami akan mendengarkan Firman Tuhan, berkati hati dan fikiran kami agar Firman Tuhan dapat kami hidupi. Didalam Yesus Krsitus kami beroda. Amin.

Yohanes 8: 32

“Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu”.

Saudara saudara yang Terkasih ungkapan tentang, “Kebenaran akan memerdekakan”? Ya Ini adalah ungkapan yang banyak orang kenal dan bahkan mungkin digunakan sebagai kata dorongan untuk berani mengatakan tentang kebenaran. Namun, ada makna yang jauh lebih dalam dari ungkapan ini daripada yang disadari banyak orang. Yesus berbicara tentang suatu bentuk kebebasan yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan. Kebebasan yang hanya diberikan kepada mereka yang percaya dan setia pada kebenaran-Nya.

Bagaimana kebenaran “memerdekakan kita”? Yesus Kristus memberi tahu kita bahwa kita dapat terbebas secara rohani melalui kebenaran-Nya. Namun, bagaimana cara kerjanya? Apakah sekadar mengetahui kebenaran secara intelektual membebaskan kita dari dosa-dosa kita? Atau adakah yang lebih dari itu? Sederhananya, kebenaran Allah harus menuntun kita kepada lebih dari sekadar pemahaman intelektual. Mengetahui kebenaran Allah menuntun kita untuk bertindak. Paulus menjelaskan bahwa ketaatan kepada Allah itu diperlukan.

Kebingungan, ketakutan, dan keputusasaan yang umum terjadi di dunia kita dapat digantikan oleh kebebasan untuk mengetahui tujuan, rencana, dan cara hidup Tuhan. Kita juga mengalami berkat-berkat dalam hidup kita karena menaati kebenaran yang diungkapkan dalam Firman-Nya. Berkat-berkat ini membebaskan kita dari konsekuensi yang datang karena tidak menaati Tuhan.

Pada hari ini kita memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 79 Tahun bagaimanakah proses kebenaran yang telah memerdekakan tanah air? Ya tentulah kita dapat mengetahui Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 diperjuangkan melalui pengetahuan tentang kebenaran, seperti hak-hak asasi manusia, keadilan, dan martabat bangsa yang harus dihormati. Para pahlawan bangsa meyakini bahwa kebenaran tentang keadilan dan kemerdekaan adalah sesuatu yang tak bisa digantikan. Mereka memperjuangkan kebebasan dari penjajahan agar bangsa Indonesia bisa hidup mandiri dan sejahtera. Dengan demikian, Yohanes 8:32 dalam konteks kemerdekaan Indonesia adalah bahwa perjuangan untuk kemerdekaan didorong oleh pengenalan terhadap kebenaran hakiki tentang kebebasan, hak, dan kemanusiaan. Kebenaran inilah yang membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan, sebagaimana kebenaran dalam ajaran Kristiani membebaskan manusia dari dosa dan penindasan spiritual.

 Saudara - saudara yang terkasih mengetahui Kebenaran Adalah Proses Ayat ini mengajak kita pentingnya mengetahui kebenaran. Ayat ini mengajak kita untuk terus-menerus mencari kebenaran dalam firman Tuhan, karena hanya melalui pengenalan yang mendalam tentang Kristus kita dapat hidup dalam kebebasan iman. Proses pengenalan ini membawa kita pada kedewasaan iman, di mana kita semakin merasakan kemerdekaan sejati dalam hidup bersama Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali terikat pada hal-hal duniawi, baik itu kekhawatiran, tekanan sosial, atau godaan materi. Namun, kemerdekaan iman berarti kita tidak lagi diperbudak oleh hal-hal tersebut karena kita telah menemukan identitas kita di dalam Kristus. Kebenaran bahwa kita dikasihi dan diampuni oleh Tuhan memberikan kebebasan batin untuk hidup dengan damai, tanpa ketakutan akan masa depan atau penghakiman manusia. Kemerdekaan dalam Kristus tidak berarti kita bebas untuk hidup sesuai keinginan kita sendiri, melainkan kebebasan untuk hidup sesuai kehendak Tuhan. Kita dibebaskan untuk mengasihi, melayani, dan melakukan kehendak Tuhan dengan sukacita. Hidup dalam kebenaran Kristus memerdekakan kita dari egoisme dan membuka hati kita untuk melayani sesama dengan tulus. Dengan demikian, Yohanes 8:32 mengajarkan bahwa kemerdekaan iman adalah hasil dari pengenalan akan kebenaran Kristus. Kebebasan sejati bukanlah kebebasan duniawi semata, tetapi kebebasan yang datang dari pengampunan dosa, hidup dalam terang Kristus, dan mengikuti kehendak-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Amin.

Doa Penutup: Ya Tuhan Allah Bapa kami, terimakasih atas Firman Mu, mengajar, menguatkan, mengingatkan kami kembali bagaimana kebenaran yang daripada Tuhan. Kebenaran sejati yang Tuhan berikan kepada kami, bertepat dengan perayaan Kemerdekaan Negara Kami, Republik Indonesia. Kami berdoa agar setiap kemerdekaan bisa dirasakan oleh setiap insan yang ada di negara kami. KasihMu lah yang selalu bersemayam didalam hati dan setiap perilaku kami. Didalam Yesus kami berdoa. Amin .


Cal.Pdt. Josua Hutabarat, S.Th- LPP II di Kantor Biro Ama dan Lansia HKBP

Pustaka Digital