Renungan Harian HKBP | 20 April 2023

Selamat pagi, salam sejahtera bagi bagi Bapak/Ibu, saudari sekalian dimanapun berada saat ini. Sebelum kita mendengarkan firman Tuhan, mari kita berdoa!

Doa Pembuka: Bapa di Surga, kami bersyukur dan berterima kasih kepadaMu, atas anugerah dan kebaikan Tuhan menyertai kehidupan kami hingga pada saat ini. FirmanMu yang kami dengar, kiranya menjadi pelita yang menerangi kehidupan kami. Hanya di dalam nama Yesus Kristus kami berdoa, amin.

Bapak/ibu, saudara sekalian yang dikasihi Yesus Kristus, firman Tuhan bagi kita hari ini, Kamis 20 April 2023, tertulis dalam Mazmur 124:8, beginilah dikatakan: “Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi”. Demikian firman Tuhan.

Jemaat yang dikasihi Kristus, Mazmur 124 adalah nyanyian syukur pemazmur, yaitu Daud atas pertolongan Tuhan yang meluputkannya dari musuh-musuhnya. Berangkat dari pengalamannya yang mengalami penderitaan hebat dari musuh-musuhnya. Dia merasa sesak, jiwanya merana, kekuatannya merosot karena kesengsaraan yang dia alami, tubuh remuk dan tulang-tulangnya menjadi lemah, dia tercela di hadapan musuhnya, dan teman-temannya pun menjauhi dirinya;bahkan dia merasa seperti orang mati, seperti barang yang pecah. Musuh-musuhnya bermufakat mencelakai dia dan bermaksud mencabut nyawanya (Mazmur 31:10-14). 

Dalam situasi yang sangat sulit ini, bisa saja pemazmur menjadi putus asa dan menyerah kepada keadaan. Dia tidak mampu lagi berdiri untuk menopang dirinya. Dia membutuhkan PENOLONG. Dalam keadaan demikian siapakah penolongnya? Dengan keyakinan teguh, dia berkata: “Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi” (Mazmur 124:8). Perkataan ini bukanlah tanpa alasan. Pemazmur tidak asal-asalan mengatakan seperti itu. Pernyataannya ini menunjukkan bahwa dia “mengenal Allah”, dia tahu bahwa Allah satu-satunya yang dapat menolong hidupnya. Sehingga dia berdoa: Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku” (Maz.31:16). Dia menyerahkan hidupnya ke dalam tangan Tuhan. Doa seperti ini juga diucapkan Yesus di kayu salib: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” (Lukas 23:46). Doa-doa seperti ini hanya dipanjatkan oleh orang yang dekat atau sungguh-sungguh mengenal Allah. 

Sikap yang ditunjukkan pemazmur ini menggambarkan bahwa dia memiliki kapasitas iman dan keyakinan yang teguh. Dengan keyakinan imannya seperti itu, walaupun hidupnya mengalami penderitaan dari musuh-musuhnya, tapi dia merasakan pertolongan Tuhan, yang meluputkannya dan menyelamatkannya. Sebagaimana pengakuan pemazmur: “Jikalau bukan Tuhan yang memihak kita, maka kita akan ditelan hidup-hidup oleh musuh kita. Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa musuh-musuh; dan Tuhan memutus jerat musuh sehingga jiwa kita pun terluput dari tangan musuh” (Mzm.148:1-7).

Tuhan menilik kesengsaraannya dan memperhatikan kesesakan jiwanya, sehingga dia tidak sampai jatuh ke tangan musuh. Bukan hanya badani yang diselamatkan oleh Tuhan, tapi juga jiwa kita pun diluputkan-Nya dari tangan musuh. Pertolongan Tuhan menunjukkan kebesaran-Nya atas semua ciptaan-Nya, dan menunjukkan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang setia kepada-Nya. Itulah yang diimani dan disyukuri oleh pemazmur dalam firman Tuhan ini. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa kapasitas iman pemazmur ini mampu menggeser semua kesengsaraannya ke arah pengharapan yang teguh di dalam Tuhan. Dukacitanya digeser menjadi sukacita di dalam Tuhan.

Jemaat yang ditolong oleh Tuhan, apakah kita juga dapat merasakan pertolongan Tuhan di dalam hidup kita sehari-hari? Apakah kita membutuhkan pertolongan Tuhan dalam hidupmu? Dari pengalaman dan pengakuan iman pemazmur ini, kita dapat belajar bahwa ketika kita sedang mengalami pergumulan berat, penderitaan atau berbagai kesengsaraan dari musuh-musuh kita, sudah pasti Tuhan lah penolong untuk meluputkan kita. Tuhan telah menilik kesengsaraan kita dan Dia mengetahui pergumulan kita. Dia tidak akan membiarkan kita dikalahkan oleh musuh-musuh. Oleh karena itu, kita harus menyerahkan segala hidup kita hanya ke dalam nama Tuhan.

Saya kutip kata-kata bijak: “kayulah sepedamu dengan melihat ke depan, karena jalan yang kau lalui kadang terjal dan curam, supaya engkau selamat sampai tujuan. Tak perlu engkau melihat kembali ke belakang, jalan yang telah kau lalui, itu hanya membuatmu takut dan gentar untuk meneruskan perjalananmu”. Tuhanlah arah perjalanan hidup orang percaya, kepada Tuhanlah arahkan seluruh hidupmu; maka kamu akan diluputkan dari kesengsaraan dan kamu akan diselamatkan dari tangan musuh-musuhmu. Amin.

Doa Penutup: Bapa di Surga, terima kasih atas firmanMu yang menyapa kami hari ini, ynag sungguh menguatkan hingga kami tidak takut dan gentar dalam menjalani kehidupan kami, karena Tuhan adalah penolong yang selalu setia, yang mampu menyelamatkan kami. Karena itu kami memohon kepadaMu, tuntunlah kami untuk tetap percaya dan berpegang Hanya kepada Tuhan, dalam segala kehidupan kami. Dengarlah doa kami ini, hanya di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa, amin.

Bvr. Sulastri Sitompul- melayani di Biro Sending HKBP

Pustaka Digital