Renungan Harian HKBP | 20 Desember 2023

Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, alangkah baiknya kita siapkan hati dan pikiran kita, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa.


Doa Pembuka: Bapa yang baik, Bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh ada hingga saat ini. Kami bersyukur untuk penyertaan dan anugerah Tuhan melalui kesehatan dan nafas kehidupan yang kami rasakan, sehingga kami boleh melakukan segala aktivitas dan pekerjaan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Dan itu juga ya Tuhan yang mendorong kami saat ini, supaya sebelum kami melanjutkan kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang menyapa, mengingatkan, dan menguatkan kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. kami sambut Kasih setia Tuhan di dalam sukacita. Amin.


Renungan

Bapak/ibu saudara/i yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini, sesuai dengan ayat harian Almanak Gereja kita HKBP, tertulis dalam:

Mazmur 139 : 23,

“Selidiklah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;”

Bapak/ibu saudara/i yang terkasih, ada kutipan sederhana yang mengatakan demikian, "Seorang kristen sejati bukanlah seseorang yang sempurna, tetapi adalah seseorang yang bersedia mengoreksi diri dan membiarkan kasih karunia Tuhan menyempurnakan setiap langkahnya.” Artinya, sangat penting untuk memeriksa, menyadari, mencari, dan mengetahui apakah ada sesuatu yang salah atau kurang dari beberapa aspek kehidupan kita. Dengan kata lain, ada semacam kesediaan diri untuk melakukan introspeksi dan refleksi pribadi untuk mengidentifikasi apa yang mungkin kurang atau salah dalam diri kita. Maka ketika kita akhirnya menyadari bahwa ada sesuatu yang kurang atau hilang, kita akan bersedia untuk kembali memperbaikinya.


Yang mau dikatakan adalah bahwa sangat penting “kesediaan atau kemauan” untuk menuju hal yang lebih baik, termasuk dalam iman. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak manusia yang masih tidak mau mengoreksi diri dan berubah ke arah yang lebih baik. Dalam mengoreksi diri, tidak jarang memerlukan keterlibatan pihak lain. Gambaran yang demikian bisa juga kita lihat dalam nats ini yang menunjukkan kepada kita kerendahan hati dari pemazmur agar kiranya Allah berkenan menyelidiki hatinya, menguji dia, dan mengenali pikiran-pikirannya. Nats ini bukan ingin meminta Tuhan untuk memberikan cobaan-cobaan yang berat kepada pemazmur, tetapi lebih kepada untuk memeriksa apakah pemazmur masih hidup sesuai dan tetap di jalan yang dikehendaki oleh Tuhan. Bapak/ibu, saudara/i yang terkasih, masihkah kita hidup di jalan yang dikehendaki oleh Allah? Mari periksa diri, dan biarkan Allah menyelidiki.

Yang menjadi pertanyaannya adalah, mengapa Tuhan ikut terlibat untuk menyelidiki, melihat dan menguji? Dan bagaimana Tuhan bisa menyelidiki kita? Dengan jawaban yang sederhana saya ingin mengatakan bahwa “satu-satunya yang lebih tinggi dari ciptaan adalah si penciptanya sendiri”, dan yang lebih mengenal kita jauh lebih dalam dari kita mengenal diri kita sendiri adalah Tuhan yang mencipta kita. Mengapa Tuhan harus menyelidiki kita, adalah karena manusia masih bisa menipu dirinya sendiri. Yakobus dalam suratnya mengatakan bahwa orang yang mendengar firman Tuhan tapi tidak mau melakukannya adalah penipu diri sendiri. Artinya, manusia bisa menipu manusia, tetapi manusia tidak akan bisa menipu Allah. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyelidiki diri dan memberikan diri untuk diselidiki oleh Allah.


Saudara/i yang terkasih, nats ini tentu sangat berharga dan mengena dalam diri setiap orang percaya, bahkan ada sebuah lagu rohani yang liriknya ditulis berdasarkan kepada nats ini. “Menyelidiki, menguji” dalam hal ini bukan seperti petugas yang datang untuk menginvestigasi atau mewawancarai setiap orang, namun dengan membiarkan Tuhan bekerja, dengan membiarkan firmanNya bekerja, dan dengan kesadaran kita untuk memastikan hidup kita tetap sejalan dengan firmanNya adalah salah satu bentuk penyelidikan yang dimaksud dalam nats ini. Biarkan Tuhan menyelidiki hati kita lewat FirmanNya. Dengan kata lain, bagaimana mungkin kita bisa diselidiki oleh Tuhan, kalau kita pun enggan untuk bersekutu denganNya, enggan untuk mendengar firmanNya, dan enggan datang untuk mengakui dosa kita?


Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, mazmur 139 ini dituliskan dengan judul “Doa di hadapan Allah yang maha tau”. Artinya, tidak perlu berusaha sembunyi dari Allah, karena tidak akan berhasil, sebab dia melihat bahkan sampai kepada apa yang tidak bisa kita lihat, termasuk hati. Doa di hadapan Allah yang mahatau dan keinginan agar diselidiki oleh Allah mengarahkan kita untuk bersikap rendah hati di hadapan Tuhan. Kita meminta diselidiki oleh Tuhan bukan supaya kita menunjukkan bahwa kita hebat dibandingkan orang lain, tapi lebih kepada mengakui kelemahan kita dan kekurangan kita, barangkali ada sesuatu yang selama ini tidak kita sadari kita lakukan yang ternyata bertentangan dengan firman Tuhan, barangkali kita sering keliru dan lain sebagainya. Maka sangat penting memberikan diri untuk diselidiki oleh Tuhan.


Saudara/i yang terkasih, melalui nats ini kita diingatkan bahwa jik kita tidak bersedia memeriksa bersedia memberikan diri untuk diperiksa, maka kita tidak akan tahu apa yang kurang. Kata “selidiki” di sini juga menuntut kita untuk memeriksa diri kita apakah masih tetap berjalan di jalan Tuhan. Kata “menguji” di sini juga mengarahkan kita agar mau dibimbing oleh Tuhan, bersedia diarahkan lewat firmanNya. Datanglah kepada Tuhan dengan iman yang teguh melakukan firmanNya, dengan kejujuran, dengan keikhlasan, dengan pengakuan yang benar-benar tulus, sehingga ketika Tuhan menyelidiki, melihat, dan menguji kita, kita semua tetap didapatinya setia. Amin.


Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu yang telah menyapa kami. Biarlah Tuhan rohMu menguatkan kami untuk tetap beriman teguh di jalan yang engkau kehendaki, sehingga ketika kami memberikan diri kami untuk diselidiki dan diuji olehMu, kami tetap engkau dapati setia kepadaMu. Ingatkan kami selalu sekiranya kami menyimpang dari jalanMu. Biarlah rohMu menuntun kami agar menjadi orang yang selalu mengingat kebaikan Tuhan, orang yang berkomitmen untuk hidup berpegang dalam firmanMu, sehingga kami boleh selalu menjadi orang yang bersukacita melakukan perintahMu dalam kehidupan kami. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.


C.Pdt. Frans M. Sormin- LPP II di Kantor Departemen Koinonia HKBP

Pustaka Digital