Renungan Harian HKBP | 20 Juni 2024
Bapak, ibu terkasih, sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan pada hari ini, marilah kita berdoa terlebih dahulu. Kita berdoa!
Doa Pembuka: Bapa yang kami kenal di dalam nama Yesus Kristus, kami datang ke hadirat-Mu dengan rasa penuh syukur atas karunia kehidupan yang masih kami terima pada hari ini. Kami ingin menjalani hidup kami sesuai dengan Firman-Mu ya Bapa, karena itu pimpin dan tolonglah kami untuk dapat melakukannya setiap hari. Di dalam nama-Mu yang besar kami berdoa dan bersyukur, amin.
Jemaat yang terkasih, Firman Tuhan yang akan membantu kita dalam menjalani hari kita pada hari ini tertulis dalam Yohanes 16:33, demikian:
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
Jemaat yang dikasihi Tuhan, pada suatu waktu, saya pernah mendengar cerita dari seorang rekan tentang pengalamannya bersekolah di tempat di mana ia merasa sangat tertekan dan menjadi seorang minoritas. Meski sekolah itu adalah sekolah negeri, namun jumlah siswa Kristen sangatlah sedikit, hanya 5 orang per-angkatan dari jumlah 280 siswa dalam satu angkatan yang sama. Dalam usia yang masih sangat muda, ia merasa amat tertekan berada di sekolah itu, terlebih ia dan teman-temannya yang beragama Kristen tidak memeroleh pelajaran agama Kristen selayaknya siswa beragama lainnya, juga tak diberi ruangan khusus untuk melakukan ibadah di sekolah.
Melihat keadaan itu, ia dan beberapa siswa Kristen di sekolah itu membentuk kelompok doa dan kelompok kecil (KK) guna saling menguatkan satu sama lain. Dalam kelompok itu mereka rutin beribadah seusai pulang sekolah di selasar ruang kelas setiap minggunya di mana tak banyak orang melewati selasar itu. Selama tiga tahun penuh ia dan teman-temannya terus berkomitmen untuk berdoa bersama, bersekutu dan menguatkan satu sama lain.
Tidak ada hal besar yang terjadi ketika mereka aktif dalam kelompok doa itu selama tiga tahun penuh hingga suatu waktu di mana ia dan teman-temannya baru saja lulus dan penerimaan siswa baru telah berlangsung, salah seorang dari adik kelasnya memberi informasi kepada mereka. Mereka diberitahu bahwa siswa Kristen yang diterima di sekolah itu pada tahun yang sama ketika mereka baru saja lulus telah bertambah sebanyak 33 orang. Informasi ini tentu saja sangat berharga bagi dia dan teman-temannya, namun mereka sedikit mempertanyakan tentang apa yang terjadi sehingga siswa Kristen bisa diterima dalam jumlah yang sangat banyak pada saat itu. Tak berselang lama, ternyata mereka baru mengetahui bahwa pimpinan sekolah tersebut telah berganti tepat setelah mereka lulus dan sebelum proses penerimaan siswa baru berlangsung. Kini jumlah siswa Kristen di sekolah itu telah berjumlah lebih dari 100 orang dari seluruh angkatan.
Jemaat terkasih, sebagai pengikut Kristus kita memang telah mengetahui bahwa berbagai penderitaan dan penganiayaan akan sangat mungkin kita alami ketika kita hidup mengikut Dia. Namun teks renungan kita pada hari ini kembali mengingatkan kita bahwa kekhawatiran kita tidak perlu untuk kita pelihara sebab Tuhan telah mengalahkan dunia.
Menguatkan hati adalah tugas yang harus kita kerjakan dalam menjalani proses kehidupan kita di dunia ini. Memang tidak akan mudah, memang akan penuh dengan tekanan, tapi damai sejahtera yang dari Allah akan kita alami ketika kita telah berhasil melewatinya. Seperti kisah yang telah kita dengar di atas, perubahan besar kadang kala tidak terjadi pada waktu yang sama ketika kita sedang memintanya kepada Allah, namun yang jelas itu pasti akan terjadi sesuai dengan kehendak Allah.
Kiranya kita dapat menjadi anak-anak Allah yang dapat bertahan menghadapi penderitaan dan penganiayaan di dunia ini sehingga kelak kita akan beroleh damai sejahtera yang dari Allah. Amin, kita berdoa.
Doa Penutup: Bapa di dalam Surga yang kudus, terima kasih atas Firman Tuhan yang telah menerangi hidup kami. Apa yang telah kami dengarkan pada hari ini telah menguatkan kami untuk dapat bertahan menghadapi berbagai-bagai persoalan di dalam hidup kami. Tuhanlah kiranya yang tetap memampukan kami untuk dapat benar-benar menghidupinya setiap hari, Tuhanlah juga yang memimpin hidup kami agar tetap sesuai dengan yang Engkau kehendaki. Terima kasih Bapa, di dalam Kristus Yesus kami telah berdoa dan menyerahkan hidup kami. Amin.
Pdt. Cintya Crisna Pardede, M.Th- Pendeta Fungsional di Biro TIK HKBP