Renungan Harian HKBP | 28 September 2024

Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, alangkah baiknya kita siapkan hati dan pikiran kita, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa.

Doa Pembuka: Bapa yang baik, Bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh ada hingga saat ini. Kami bersyukur untuk penyertaan dan anugerah Tuhan melalui kesehatan dan nafas kehidupan yang kami rasakan, sehingga kami boleh melakukan segala aktivitas dan pekerjaan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Dan itu juga ya Tuhan yang mendorong kami saat ini, supaya sebelum kami melanjutkan kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang akan menyapa, mengingatkan, dan menguatkan kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Kami sambut Kasih setia Tuhan di dalam sukacita. Amin.

Renungan

Bapak/ibu saudara/i yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini, sesuai dengan ayat harian Almanak Gereja kita HKBP, tertulis dalam:

Markus 5 : 19

“Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau.”

 Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, saat seseorang menerima pertolongan atau kebaikan dari orang lain, adalah hal yang wajar dan alami jika ia ingin menunjukkan rasa terima kasih kepada yang menolongnya dengan berbagai cara. Dalam arti rasa terima kasih seseorang bisa ditunjukkan dengan berbagai ragam cara, misalnya membalasnya dengan kebaikan lain, memberikan sesuatu yang menjadi kesukaannya, atau bisa saja menuruti apa yang dia inginkan. Di dalam nats yang menyapa kita hari ini, kita dibawa ke dalam sebuah peristiwa kuasa Yesus yang mengusir roh jahat dari seseorang di Gerasa, yang oleh karena kejadian itu membuat orang yang kerasukan tadi ingin ikut menyertai Yesus. Ini bisa jadi bentuk terima kasih dari dirinya, dan mungkin juga adalah bentuk kekagumannya atas kuasa Yesus.

 Memang, sebelum ayat 19 yang menyapa kita hari ini ada sebuah peristiwa luarbiasa yang terjadi. Selama bertahun-tahun seorang pria di daerah Gerasa dirasuki oleh roh jahat yang membuat dirinya berada di dalam kegelapan dan penderitaan. Selama bertahun-tahun, ia berkeliaran di antara kuburan, berteriak siang dan malam, bahkan melukai dirinya sendiri. Tidak ada yang bisa menjinakkannya, dan masyarakat pun menjauhinya karena ketakutan. Namun, ketika Yesus datang dengan kuasaNya, Ia mengusir roh jahat tersebut dan si pria tadi menjadi pulih. Orang yang sebelumnya meresahkan tadi menjadi tenang, yang sebelumnya terlihat tidak waras akhirnya menjadi waras. Tentu bagi siapa pun yang melihat peristiwa seperti ini akan menimbulkan respon keheranan atau mungkin kekaguman, sama seperti orang-orang dalam peristiwa Alkitab ini.

 Bapak, ibu saudara/i yang terkasih, kesembuhan yang telah dialami oleh pria yang kerasukan tadi sepertinya mendorong dia untuk memberanikan diri untuk meminta kepada Yesus agar kiranya dia diperkenankan mengikut menyertai Yesus. Namun, Yesus menjawab seperti yang tertulis di dalam nats kita hari ini. Yesus menyuruhnya pulang ke rumahnya, ke kampungnya dan memberitakan apa yang telah dialaminya.

 Bapak, ibu saudara/i, mungkin muncul pertanyaan dalam diri kita, mengapa ia ditolak oleh Yesus untuk mengikut dia? Jawabannya adalah karena Yesus punya misi lain untuk dia. Keinginan si pria tadi tentu tidak salah, itu murni, tapi Yesus punya jawaban lain untuk permintaannya. Yesus memintanya untuk pulang ke rumah dan kampungnya dan bersaksi tentang apa yang sudah Tuhan lakukan atas dirinya. Kadang dalam hidup kita juga demikian bapak, ibu, saudara/i yang terkasih. Ketika kita meminta sesuatu kepada Tuhan dan kita merasa terkadang seakan tidak diiyakan oleh Yesus, bukan berarti dia tidak melihat keinginan kita atau dia tidak suka, tapi Ia memiliki rencana lain atas hidup kita, dan tentu itu yang terbaik untuk kita.

 Yang kedua bapak, ibu saudara/i yang terkasih, belajar dari perkataan Yesus dalam nats ini, kita harus pahami bahwa Yesus tidak selalu mengutus kita untuk memberitakan kabar baik ke tempat yang sangat jauh, meskipun suatu saat kita perlu melakukannya. Akan tetapi kita harus pahami bawa kita memiliki misi memberitakan kebaikan Allah, kebaikan yang sudah kita terima, keajaiban kuasa Allah yang melindungi kita, penyertaan Allah yang terjadi di luar apa yang kita pikirkan, harus kita beritakan kepada orang-orang di sekitar kita, orang-orang terdekat kita, keluarga kita atau komunitas kita. Nats ini mengajarkan kita untuk bersedia menjadi saksi Allah di tengah-tengah kehidupan kita sehari-hari.

 Bapak, ibu saudara/i yang terkasih, alih-alih memberitakan dan menceritakan kehebatan kita, kemampuan kita, kedudukan kita, harta kekayaan kita, dlsb, mari memberitakan tentang kebaikan Allah dalam kehidupan kita. Biarlah orang melihat apa yang kita miliki tanpa harus mengagung-agungkannya. Tapi, memberitakan kebaikan Allah bagi semua adalah kewajiban kita. Setiap orang terpanggil untuk bersaksi, tidak harus menjadi pengkhotbah supaya bisa bersaksi, kehadiran dan cara hidup kita adalah kesaksian. Biarlah lewat cara hidup kita, lewat kesaksian kita, lewat pujian kita semakin banyak orang yang datang untuk memuji Tuhan. Amin.

Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu yang telah menyapa kami. Biarlah Tuhan rohMu menguatkan kami untuk tetap berdiri dengan teguh di dalam iman kami kepadaMu. Tuhan tolong kami agar mampu mengimani dan menghidupi kebaikan dan kemahakuasaanmu dalam hidup kami ya Tuhan. Ajar kami juga agar tidak malu bersaksi, memuji dan menunjukkan iman kami di tengah kehidupan ini. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.


Pdt. Frans M. Sormin, S.Th- Fungsional di Kantor Departemen Koinonia HKBP

Pustaka Digital