Renungan Harian HKBP | 29 Februari 2024

Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran manusia, itulah kiranya memberkati hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup. Amin,….!      

YESAYA 55 : 3

“Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud.”

Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Yesus Kristus,...!

Setelah sekian lama bangsa Israel diperbudak di Babel, Allah menubuatkan melalui nabi Yesaya bahwa mereka akan dibebaskan. Walaupun pada awalnya mereka sudah putus asa dan tidak lagi memiliki harapan, sehingga mereka berkata: “Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku” (49:14). Untuk meneguhkan keyakinan dan harapan bangsa Israel, Allah mengutus Nabi Yesaya memberitahukan kepada bangsa Israel akan pembebasan yang akan diberikan kepada mereka. Di Yesaya pasal 49:15 tertulis: “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekali pun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” Artinya, kalau seorang ibu (seorang perempuan) tidak mungkin melupakan bayi yang dilahirkan, apalagi Allah yang menciptakan manusia; Allah yang kasihNya kepada umat pilihanNya jauh lebih besar dari pada kasih seorang ibu kepada anaknya. Allah pasti tidak akan melupakan kasihNya kepada umat pilihanNya.

Demikian juga dengan apa yang dikatakan dalam Yesaya 51:6 “Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah ke bumi di bawah; sebab langit lenyap seperti asap, bumi memburuk seperti pakaian yang sudah usang dan penduduknya akan mati seperti nyamuk; tetapi kelepasan yang Kuberikan akan tetap untuk selama-lamanya, dan keselamatan yang dari padaKu tidak akan berakhir.” Dalam Yesaya bagian kedua, Allah memperkenalkan diriNya kepada bangsa Israel sebagai Allah yang tidak mau berkompromi atas dosa bangsa Israel; itu sebabnya Allah menghukum Israel melalui pembuangan Babel. Tetapi selanjutnya Allah juga memperkenalkan diriNya sebagai Allah yang penuh kasih. Kita dapat melihat bahwa ternyata kasih Allah jauh lebih besar dari pada amarah atau murka yang didatangkannya atas umat yang berdosa. Sebagaimana ketika Israel jatuh ke dalam dosa, Allah “memakai” bangsa lain, yaitu Babel untuk menghukum bangsa tersebut; demikian juga Allah “memakai” bangsa lain untuk membebaskan Israel dari Babel, yaitu bangsa Persia di bawah kepemimpinan Raja Koresy. Hal tersebutlah yang menjadi penekanan di Yesaya pasal 55 ini. “…, rancanganKu bukanlah rancanganmu; dan jalanmu bukanlah jalanKu,…”

Rancangan dan jalan Allah tidak sama dengan manusia. Ketika bangsa Israel yang sedang mengalami penderitaan di Babel mengharapkan munculnya seorang tokoh pembebas dari tengah-tengah bangsa itu untuk membebaskan mereka keluar dari penderitaan, seperti halnya Musa yang diutus Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir di masa sebelumnya. Namun rancangan keluaran baru dan jalan pelaksanaannya dari Tuhan justru melalui Raja Koresy, raja dari bangsa Persia (yang justru bukan bangsa Israel). Rancangan dan jalan pikiran Tuhan tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia; kelainan antara rencana dan rancangan Allah dengan jalan pikiran manusia dikiaskan di Yesaya pasal 55 ini dengan jauhnya jarak antara langit dan bumi (baca: 55:8-9).

Keputusan yang Tuhan sampaikan dalam firman yang keluar dari mulutNya yang disiarkan nabi Yesaya, akan terlaksana. Hal tersebut mau menegaskan bagaimana “firman Allah tetap untuk selama-lamanya” (bnd: 40:8). Sebagaimana hujan dan salju turun dari langit mengairi ladang, sehingga tanaman bertumbuh dan menghasilkan gandum yang cukup, agar sebagian dapat diambil untuk ditabur lagi dan sebagian lagi dapat menjamin makanan yang lazim sampai panen yang berikut, demikianlah juga firman Tuhan memberi hidup; “dengarlah maka kamu akan hidup” (ay.3), sesuai dengan tujuan yang Allah kehendaki dari umat pilihanNya.

Kasih Allah yang besar itu nyata dalam diri Yesus Kristus, Anak Allah yang diutus untuk datang ke dalam dunia. Itu sebabnya dalam berita kelahiran Yesus (perayaan Natal) selalu dikumandangkan isi nats Yohanes 3:16, baik dalam bentuk liturgi atau renungan/khotbah “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Itu pula sebabnya sehingga “KASIH” merupakan ajaran pokok dalam ke-Kristenan yang disebutkan dalam Matius 22:34-40; di mana tindakan kasih itu harus kita lakukan kepada dua pihak, yaitu kepada Allah (vertikal) dan kepada sesama manusia (horizontal). Karena Tuhan sudah lebih dahulu mengasihi kita, maka kita pun memiliki tugas dan tanggungjawab untuk mengasihi Allah dan sesama manusia.

Sebagai orang beriman, sebagai orang percaya, sebagai orang Kristen, yaitu orang-orang yang telah ditebus dan diselamatkan oleh Yesus Kristus, kita semua sebaiknya secara bersama-sama menata kehidupan persekutuan kita menjadi persekutuan atau komunitas yang membawa kelepasan, membawa kesembuhan dan membawa pemulihan bagi setiap anggota persekutuan dan juga bagi orang lain, terutama di tengah-tengah masyarakat di mana kita tinggal. Itulah tugas dan tanggungjawab kita sebagai orang beriman. Sehingga pada akhirnya setiap orang bisa dipakai Tuhan, atau menjadi alat di tangan Tuhan untuk membawa kelepasan, kesembuhan dan pemulihan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Amin!

Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk berkat kesehatan yang Tuhan anugerahkan dalam hidup kami. Terimakasih Tuhan untuk FirmanMu yang telah menyapa kami pada pagi hari ini. FirmanMu itu adalah pelita bagi kaki kami dan terang bagi jalan kami. Mampukan kami dalam melakukan firmanMu di dalam kehidupan kami sehari-hari. Ajar kami untuk senantiasa hidup dalam kasih di tengah-tengah persekutuan kami. Pakai kami menjadi alat di tanganMu untuk membawa kelepasan, kesembuhan dan pemulihan di tengah-tengah masyarakat.  Pagi hari ini, kami akan kembali memulai kegiatan, aktivitas dan pekerjaan kami; kiranya Tuhan berkenan menyertai dan menolong kami, agar kami dapat melakukannya dengan baik seturut dengan kehendakMu. Kiranya Tuhan senantiasa berkenan mencukupkan kebutuhan hidup kami sehari-hari. Berkati, sertai dan jaga anak-anak kami; yang sedang berada di sekolah mengikuti proses belajar, agar kiranya Tuhan memberi semangat dan kesungguhan dalam belajar, memberi kepintaran, agar menjadi bekal di dalam kehidupannya di masa yang akan datang. Yang masih kecil, kiranya Tuhan memberi kesehatan dan pertumbuhan yang baik; yang sedang mencari pekerjaan, kiranya Tuhan berkenan memberikannya. Jaga dan berkati keluarga dan saudara-saudara kami, di manapun mereka berada. Ajar dan ingatkan kami untuk senantiasa bersyukur atas berkat-berkat yang sudah kami terima dari Tuhan. Beri kami hikmat dan pengertian, agar kami dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Dalam Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

Pdt. Manaris Rikson Edianto Simatupang MTh – Bendahara Umum HKBP