Renungan Harian HKBP | 29 Mei 2023

2 Petrus 1 : 16 21

(16) Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.

(17) Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.

(18) Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.

(19) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

(20) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,

(21) sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Kristus Yesus, surat 2 Petrus ini di tulis oleh Petrus dan di tujukan kepada mereka yang sudah percaya kepada Yesus Kristus (2 : 10) dalam rangka meneguhkan iman umat Kristen agar tidak mudah disesatkan oleh ajaran lain. Umat Kristen harus bertumbuh dalam iman sehingga mampu menangkis berbagai serangan yang mampu menyesatkan mereka. 

Mengapa Petrus merasa perlu melakukan semua itu? Karena mereka mulai meninggalkan kebenaran. Guru-guru palsu dan para pengejek berusaha menarik mereka dari damai sejahtera dan penyerahan pada Kristus. Maka Petrus mengingatkan bahwa mereka telah ambil bagian dalam keilahian Kristus. Itulah yang akan memampukan mereka menghadapi segala sesuatu yang berusaha merebut mereka dari Kristus. Setelah mengalami kelahiran kembali, mereka harus melangkah ke arah kedewasaan rohani dan memiliki hidup yang berbuah. Mereka juga harus menggunakan Alkitab sebagai cermin untuk mengevaluasi perjalanan mereka. 

Saudara yang terkasih Petrus ketika menyampaikan nasihatnya, bukan keluar semata-mata dari kecerdasan berpikirnya. Yang menjadi pegangan Petrus adalah dia sebagai saksi mata Kristus dalam kemuliaanNya. Pemuliaan Tuhan Yesus membuka pemahaman Petrus akan siapa Dia. Petrus tahu bahwa jemaat Tuhan menuntut pembuktian untuk fakta yang dipaparkannya tentang Yesus Kristus. Sebab itu Petrus menyebut dirinya bersama dengan rasul lainnya sebagai saksi hidup terhadap perbuatan ajaib dan mulia Yesus Kristus. Pernyataan ini didukung oleh keberadaan Petrus sebagai murid yang terlibat dalam perjalanan pelayanan Yesus Kristus. Dalam kesaksian ini Petrus memaparkan bahwa ada dua tiang yang mampu mengokohkan kehidupan rohani jemaat Tuhan. 

Setiap orang yang berjalan bersama Kristus dan mempercayakan seluruh hidupnya pada pemeliharaan-Nya, niscaya akan menyaksiakn dan mengalami hidup dengan Tuhan secara nyata.

Pengalaman-pengalaman yang dialami Petrus dan rasul lainnya merupakan penggenapan Firman Allah. Firman itu sendiri adalah Wahyu Ilahi. Jadi dengan mempercayakan diri seutuhnya kepada kesaksian Alkitab akan Kristus, hidup jemaat Tuhan mengarah pada keteguhan dan kekokohan. 

Mengapa Petrus punya keyakinan yang begitu mendalam pada Yesus? Sebab ia telah mendengar sendiri suara Allah yang menyatakan perkenan-Nya atas Yesus, saat Ia dimuliakan di atas gunung. Saat itu ia menyaksikan tubuh dan pakaian Yesus jadi berkemilau. Namun Petrus juga menyatakan bahwa para nabi sebelumnya juga telah memberikan kesaksian tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kita memang tidak punya pengalaman menakjubkan seperti Petrus. Namun itu bukan alasan untuk membenarkan ketidakpercayaan kita. Sebab kita memiliki kesaksian nabi dalam Alkitab. Jadi tidak ada alasan untuk tidak percaya bahwa Tuhan Yesus suatu hari kelak akan datang dalam kemuliaanNya. Tak ada cara lain untuk mengatasi kesesatan, selain kembali kepada firman Tuhan. Dengan tekun mempelajari dan memerhatikan firman Allah, kita tak gampang termakan oleh hoaks yang menyesatkan. Firman Allah tertulis yaitu Alkitab bukan hanya karangan dari zaman dahulu, melainkan kisah para saksi mata tentang kebesaran Tuhan Yesus Kristus.

C.Bvr. Esra Erni Lumaida Butarbutar, S.Ag-Biro Ibadah Musik HKBP

Pustaka Digital