Renungan Harian HKBP | 6 Mei 2023

Selamat pagi bapak/ ibu dan saudara-saudara yang di kasihi oleh Yesus Kristus. Pagi hari ini, Sabtu 6  Mei  2023, kita berjumpa kembali dalam Renungan Harian dari Departemen Marturia HKBP. Kita akan mendengarkan Firman Tuhan yang akan menguatkan iman kita untuk tetap setia  kepada Tuhan Yesus Kristus Juruselamat kita. Untuk itu marilah kita mulai dengan bersaat teduh.


Saat teduh.....

Doa Pembuka: Marilah kita berdoa! Puji dan syukur kami persembahkan kepadaMu Tuhan pagi hari ini, atas berkat dan pertolongan Tuhan kepada kami, Tuhan menyertai kami sepanjang malam dan Tuhan telah membangunkan kami tadi pagi  dari tempat tidur kami masing-masing, Tuhan memberikan tenaga, kesehatan dan kekuatan yang baru bagi kami. Ajarlah kami untuk selalu bersyukur dan tetap setia kepada Tuhan. Karena itu, sebelum kami memulai aktivitas kami hari ini, kami akan mendengar FirmanMu, bukalah hati dan pikiran kami untuk mendengar FirmanMu, supaya iman kami semakin teguh dan kami selalu berjalan di jalan yang Tuhan kehendaki. Terimalah doa permohonan kami, di dalam nama Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.


Pembacaan Nats : Lukas 6: 37 "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.”


Saudara yang di Kasihi oleh Yesus Kristus, nats ini diawali dengan dengan kejadian antara Yesus dan murid-muridnya dengan orang Farisi dan Ahli taurat. Orang Farisi dan Ahli tauruat menuduh Yesus dan murud-muridNya telah melanggar tentang peraturan Hukum hari Sabat. Lukas 6 : 1 – 5 “ Murid-murid memetik gandum pada hari sabat. Orang Farisi menuduh murud-murid melanggar hukum hari Sabat. Tetapi Yesus menjawab “bahwa Anak Manusia adalah Tuhan atas hari sabat. Yang mau di ajarkan oleh  Yesus bahwa ajaran Yesus lebih tinggi dari peraturan sabat yang diperbuat oleh manusia. Lukas 6:6-7 Yesus menyembuhkan pada hari sabat. Orang Farisi dan ahli taurat mengamati yang di perbuat Yesus, merekamnya dengan tujuan supaya mereka meliki alasan untuk mempermasalahkan Yesus dan melaporkannya kepada pemuka agama dan pemerintahan supaya Yesus di hukum

Dari kedua kejadian ini orang farisi dan ahli taurat, sengaja mencari alasan untuk menghakimi dan menghukum Yesus dan murid-muridnya, bukan membela kebenaran dari hukum sabat, tetapi dijadikan alat untuk menhakimi dan menghukum Yesus. Menjawab yang di tuduhkan  oleh orang Farisi dan ahli Taurat inilah yang menjadi Nats kita pagi hari ini.


Saudara  yang di kasihi Yesus Kristus, dalam kehidupan kita sehari-hari kejadian yang dialami Yesus dan murid-murid ini sering terjadi bahkan pernah kita alami. Sering orang menuduh orang lain bersalah, tetapi dia tidak melihat dirinya, lebih banyak melakukan kesalahan. Seperti kata Yesus dalam Lukas  6:41 “Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?”. Artinya orang cenderung melihat kesalahan orang lain tetapi tidak mengetahui kesalahannya sendiri.  Niat untuk melihat kesahan orang lain akan menimbulkan keinginan untuk menghakimi orang lain, dengan tujuan untuk mejatuhkan orang lain, dengan harapan dirinya sendiri yang lebih baik, lebih bagus dan dapat dipercaya. Dan dengan cara hidup menghakimi orang lain untuk menjadikan dirinya ukuran kebenaran. Dengan menempatkan dirinya menjadi ukuran kebenaran dengan mengadili orang lain, beberapa hal yang dilanggarnya :

Dirinya tidak mempercayai bahwa Yesuslah ukuran kebenaran dan keadilan

Dirinya tidak mengetahui bahwa menghakimi dan menghukum bukan menghentikan menghapuskan kesalahan, tetapi akan menimbulkan masalah yang baru.

Menghukum cenderung berbuat dosa. Menyakiti orang lain, membuat orang lain mendeti. Menghukum dapat menghilangkan kasih, seperti Yesus yang telah mengasihi kita.

Sikap yang perlu di pelihara dalam pribadi orang Kristen jika orang lain melakukan kesalahan adalah “pengampunan” Pengampunan adalah sikap untuk meniadakan, menhapus kepada seseorang jika melakukan kesalahan, ada 4 hal yang telah kita lakukan jika kita mengampuni kesalahan orang lain:

Kita telah menjauhkan dari diri kita untuk merendahkan dan menjatuhkan orang lain.

Kita terhindar dari sikap dan perbuatan yang menyakiti orang lain.

Kita dapat mengoreksi diri kita, bahwa kita pernah melakukan kesalahan dan patut menerima hukuman.

Kita menyerahkan  kepada Tuhan, bahwa kuasa untuk mengadili dan menghukum bukan di tangan manusia tetapi di tangan Tuhan



Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Terima kasih Tuhan, Tuhan  telah menyapa kami pagi hari ini melalui FirmanMu supaya kami meyakini bahwa hakim yang paling adil adalah Tuhan sendiri. Tidak ada kuasa kami untuk menghukum orang lain jika melakukan kesalahan. Kami hanya dapat berdoa dan meminta keadilan dari Tuhan sendiri. Berkati FirmanMu ini menjadi pedoman hidup kami, supaya kami tidak melakukan kesalahan terhadap sesama kami. Terima kasih Tuhan, berkati kami satu hari ini, kemanapun kami pergi dan apapun yang kami lakukan, hanya di dalam kehendak Tuhan saja. Amin.


Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa, serta Persekutuan dari Roh Kudus, kiranya menyertai kita hari ini hingga selama-lamanya. Amin

Gr. Pahot Sarumpaet, S.Th.- Waka Biro Kategorial Ama dan Lansia  HKBP



Pustaka Digital