Renungan Harian HKBP | 7 Agustus 2023


Doa Pembuka: Allah Bapa Kami yang berada di kerajaan Surga, kami sungguh berterima kasih kepada-Mu karena begitu besar kasih-Mu yang dapat kami rasakan di dalam kehidupan kami saat ini. Ya Allah, sebentar lagi kami akan mendengar Firman-Mu, berkatilah hati dan pikiran kami, agar kami bisa mengerti Firman-Mu serta melakukannya di dalam kehidupan kami. Terima kasih Tuhan, Di dalam nama Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur.Amin. 

Nas Renungan: Yehezkiel 34:12 ”Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan”.

Allah Ku adalah Gembala Yang Selalu Menuntun Domba-DombaNya
Saudara-Saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, ketika kita berbicara mengenai gembala apa yang ada di dalam pikiran kita? Mungkin dalam pikiran ketika melihat gembala adalah orang yang menjaga atau memelihara kawanan domba. Kisah alkitab menceritakan pekerjaan gembala adalah salah satu yang paling banyak dijelaskan, bahkan sudah dijelaskan di kitab Kejadian. Kehidupan mereka pun menjadi simbol kepemimpinan karena kehidupan mereka yang begitu keras dan sulit, karena mereka berjuang melawan panas, kekeringan dan binatang buas yang berusaha menghardik para kawanan dombanya. Usahanya pun tidak mudah melakukan pekerjaannya, butuh kegigihan dan kesabaran untuk dapat melakukan tugas panggilannya. Terlebih lagi, ketika salah satu domba hilang atau tidak bersama-sama dengan kawanan domba lainnya, maka gembala itu harus mencari hingga menemukan dombanya sama seperti di dalam kitab Lukas 15:1-7 yang menjelaskan perumpamaan domba yang hilang. 
Ketika kita membaca nas Yehezkiel 34:12 ini menceritakan kondisi bangsa Israel di masa pembuangan. Banyak hal yang dirasakan oleh bangsa Israel yang ditindas oleh bangsa Babilonia. Tekanan, kebencian, cacian, bahkan penindasan selalu diberikan kepada bangsa Israel yang begitu disayangi oleh Allah. Maka dari itu, Allah mengutus nabi Yehezkiel untuk melakukan tugas gembala kepada umat Israel. Karena Allah melihat banyak sekali para pemimpin pada saat itu, semena-mena bahkan perikop Yeh. 34:3-5 menjelaskan bahwa mereka dirampas sehingga tidak berdaya. Orang kaya makin kaya, orang miskin makin miskin, dan orang kaya atau pemimpin menindas rakyat. Tugas yang seharusnya mengayomi orang malah menindas. Penindasan menjadi hal yang wajar, sehingga perbuatan dosa semakin marak dilakukan dan tidak ada kekudusan ketika masa itu. Atas dasar itulah Allah murka terhadap situasi yang terjadi. Yehezkiel diutus untuk mengingatkan agar mereka harus bertobat dan para gembala tersebut berbalik kepada tugasnya, yaitu melindungi para dombanya. Padahal pemimpin atau gembala yang menindas itu adalah kaum lewi dan para nabi yang dahulu sangat dekat dengan Allah. Kesesatan itulah yang sangat dibenci oleh Allah. 
Hal itulah yang membuat para domba semakin tersesat dan kehilangan arah. Kekejaman pun tiap hari mereka rasakan. Akan tetapi, Allah tidak tinggal diam, Allah berusaha melalui utusannya yaitu nabi Yehezkiel agar menyadarkan para gembala yang sesat itu dan membawa kawanan domba yang tersesat agar kembali kepada Allah. Di ayat 12 ini dikatakan ”seperti seorang gembala mencari dombanya” bahwa tugas seorang gembala itu adalah mencari kawanan dombanya. Mencari disini adalah sebuah pengorbanan yang diberikan oleh gembala berusaha untuk menjaganya. Ketika dombanya hilang, maka mereka harus dicari hingga ketemu. Kemudian dijelaskan bahwa ”Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan” seorang gembala harus menyelamatkan kawanan dombanya di setiap hari dan tidak boleh hilang. NIV menulis menyelamatkan dengan kata rescue yang berarti ”save from dangerous or distressing situation.” Mencari dan menyelamatkan adalah bagian yang terpenting dalam kehidupan para gembala. Dan itu adalah tugas paling utama dari seorang gembala. Ketika hilang domba itu pun harus dicari hingga dapat, ketika domba itu sedang haus dan lapar maka seorang gembala itu harus menyelamatkannya dengan memberikan makanan dan minuman. 
Secara tidak langsung, tugas gembala itu adalah melayani para dombanya. Seorang gembala adalah pemimpin tidak boleh menindas, karena seorang pemimpin itu adalah orang yang harus memiliki kasih, kepedulian, kerjasama, saling-menolong, dan yang paling utama membantu teman-temannya. Di dalam kehidupan kita saat ini pun, kita diajak untuk mau membantu orang lain, mau memberikan semangat kepada orang lain. Pada masa kini banyak orang yang individual atau tidak melihat orang sekitar. Hal ini sungguh berbahaya, karena firman Allah yang kita dapat di Yehezkiel 34:12 harus mau mencari dan menyelamatkan orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Kita tidak boleh lagi menjadi orang yang tidak peduli, karena Allah adalah gembala yang baik kepada kita semua ciptaanNya yang adalah dombaNya. Coba kita lihat di dalam kehidupan kita saat ini? Betapa besar kasih Allah di dalam kehidupan kita saat ini bukan? Kita diberikan udara yang sejuk, kita diberikan kesehatan, kita diberikan rezeki, dan kita diberikan saudara-saudara yang sangat kita sayangi dan cintai, maka dari itu, kita tidak bisa menjadi orang yang apatis kepada orang lain, karena Allah adalah Gembala yang selalu menuntun. Demikian juga kita harus mau membantu serta menuntun orang yang sedang mengalami pergumulan yang begitu berat. Kiranya Tuhan memberikan kekuatan terus-menerus dalam menjalani hal ini di dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin. 

Doa Penutup: Ya Allah Bapa yang bertahta di dalam kerajaan Surga, terima kasih Tuhan atas firman Mu yang Engkau berikan kepada kami, kiranya kami dikuatkan menjadi seorang yang mau membantu orang lain di dalam kehidupan kami sehari-hari, dan kami dikuatkan untuk menjalaninya di dalam kehidupan kami. Kami sadar Tuhan bahwa Engkau pun sebagai gembala sangat menyayangi domba-dombanya yaitu kami. Kiranya Engkau selalu memberikan damai sejahtera kepada kami dalam kehidupan kami sehari-hari. Terima kasih Tuhan, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus. Amin. 

 C.Pdt. Philip Timoteus Nainggolan, S.Si (Teol)- Melayani di Biro Oikumene HKBP.


Pustaka Digital