Renungan Harian HKBP | 8 Oktober 2023 (Epistel)

Selamat hari Minggu Bapak/Ibu, Saudara/i yang dikasihi Kristus, kita akan mendengarkan Firman Tuhan di Minggu XVIII Setelah Trinitatis ini, kita berdoa!

Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, itulah yang memelihara hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus Tuhan kita, Amin.

Firman Tuhan bagi kita di minggu ini, tertulis pada Lukas 11:37-42, demikian bunyinya:

37 Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan.

38 Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan.

39 Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.

40 Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?

41 Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.

42 Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Bapak/Ibu, saudara/i yang dikasihi Kristus, Melakukan ritual keagamaan memang penting, namun yang paling penting adalah melakukan kehendak Tuhan. Hal inilah yang mau disampaikan Yesus kepada orang Farisi yang merasa heran dan tidak terima ketika Yesus diundang makan di rumah orang Farisi, Yesus makan tanpa mencuci tanganNya terlebih dahulu. Yesus justru menegur cara orang-orang Farisi yang begitu ketat menjaga dan melakukan banyak tradisi yang diwariskan turun temurun sebagai tanda melakukan perintah Tuhan, namun mengabaikan keadilan dan kasih Allah. 

Jemaat yang dikasihi Kristus, kita tahu bahwa orang Farisi adalah orang yang sangat paham akan taurat Tuhan, namun celakanya mereka melakukannya agar mendapat pujian dari orang lain, sehingga mereka suka berdoa di tempat-tempat umum dan menjaga adat kebiasaan dengan begitu ketat. Hal inilah yang dengan keras diingatkan dan ditegur Yesus, ketika orang Farisi merasa heran dan keberatan Yesus yang tidak mencuci tangan dahulu sebelum makan sebagaimana tradisi Yahudi yang menjaga kekudusan dari kenajisan. Dengan kerasnya Yesus menegur mereka dengan mengatakan: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu (ayat 39-41). 

Jemaat yang dikasihi Kristus, Firman Tuhan ini mau mengingatkan kita semua tentang identitas kita sebagai pengikut Kristus bukan dari ritus ibadah yang kita lakukan melainkan dari perbuatan hidup sehari-hari yang senantiasa melakukan keadilah dan kasih. Tidak ada gunanya kalau kerajinan kita beribadah dan melakukan pelayanan-pelayanan di gereja, kalau hidup kita melakukan kejahatan, menyakiti sesama. Bukan persembahan dan pelayanan itu yang Tuhan inginkan, melainkan hidup kita yang melakukan apa yang dilakukan Yesus semasa hidupNya, yaitu mengasihi dan menjadi berkat di manapun berada. Pelayanan dan ibadah yang kita lakukan tidak akan berarti apapun ketika kita tidak mau peduli pada penderitaan orang, ketika kita menutup mata atas ketidakadilan yang terjadi, ketika kita tidak bersedia mengulurkan tangan bagi orang yang membutuhkan pertolongan. Sesungguhnya persembahan yang Tuhan inginkan adalah hidup kita sendiri yang senantiasa menjadi berkat dan melakukan kasih Allah, Amin. 

Doa Penutup: Terima kasih Tuhan atas FirmanMu yang mengingatkan kami agar hidup peribadahan dan pelayanan kami nyata melalui perbuatan yang senantiasa melakukan keadilan dan kasih Allah, sehingga hidup kami menjadi berkat bagi siapa saja dan di manapun kami berada. Sebab itulah persembahan yang Tuhan inginkan dari hidup kami, maka kami memohon belas kasihanMu ya Tuhan agar menguatkan dan memampukan kami menjadikan hidup kami menjadi saluran berkatMu, dalam Kristus Yesus kami berdoa, Amin.

Tuhan memberkati Engkau dan melindungi engkau. Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera, Amin.

Pdt. Emilda Sibarani, S.Th – Melayani di Biro Sending HKBP

Pustaka Digital