Renungan Harian HKBP (Epistel) | 5 November 2023


Doa Pembuka: Mari kita berdoa! Allah Bapa yang berkuasa di Bumi dan di Sorga, kami mengucap syukur atas karya keselamatan yang Engkau berikan kepada kami di dalam nama Anak-Mu Yesus Kristus. Kami bersyukur untuk kesempatan hidup di hari ini serta segala karunia yang limpah atas kami dan seluruh keluarga. Berkatilah hati dan pikiran kami semua dalam membaca dan merenungkan firman-Mu yang kudus dan suci. Kiranya Roh KudusMu memberikan pengertian dalam hati dan pikiran kami. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup, kami berdoa dan bersyukur. Amin.


Selamat pagi Bapak/Ibu, saudara/saudari terkasih di dalam Tuhan Yesus. Selamat Hari Minggu dan Salam sejahtera bagi kita semua. Ayat yang mendasari Firman Tuhan pada hari ini sesuai dengan Almanak HKBP, diambil dari Roma 12:1-2


12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.


Bapak/Ibu, saudara-saudari terkasih, pernahkah kita bertanya di dalam pikiran kita masing-masing, sudah berapa lama kita menjadi orang Kristen? Pembaca renungan ini pasti kebanyakan berusia lebih dari 10 tahun sebagai orang Kristen. Kalau pertanyaannya diperdalam lagi, apakah yang sudah berubah dalam kepribadian kita selama 10 tahun menjadi orang Kristen? 


Sebagian orang Kristen mungkin kurang nyaman terhadap kedua pertanyaan tadi karena seolah ingin mengevaluasi kehidupannya pribadi sebagai orang Kristen. Bagi sebagian orang lainnya, mungkin sah saja sebagai pertanyaan evaluatif untuk perbaikan ke hari yang akan datang. 


Tapi tahukah saudara-saudari bahwa pertanyaan tadi, khususnya pertanyaan kedua, harus lebih sering kita pertanyakan sebagai orang Kristen. Sebab bila evaluasi pribadi yang kita lakukan menunjukkan tidak adanya suatu perubahan yang signifikan, maka kita harus jujur pada diri kita sendiri bahwa hidup Kekristenan kita stagnan. Bergerak di tempat alias tidak ada perubahan sama sekali.


Lalu bagaimana mungkin kita melangkah dengan nyaman dalam hidup keseharian bila keadaannya demikian stagnan? 


Roma 12:1-2 kembali menegur sekaligus mengingatkan kita pada hari ini. Supaya kita yang sudah percaya kepada Yesus Kristus mau dan rela diubahkan oleh Roh Kudus. Perubahan yang diminta adalah perubahan yang mendasar dan holistik. Jadi bukan saja perubahan kehidupan, tetapi juga cara kita berpikir dan memandang diri kita, dunia, dan Tuhan. Mengubah cara berpikir siapa kita sebenarnya; apa tujuan dan makna hidup kita di tengah dunia dan di hadapan Allah, apa artinya kita hadir di tengah dunia tapi bukan milik dunia melainkan miliki kepunyaan Allah.


Orang yang percaya Yesus harus mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah. Inilah ibadah yang sejati. Ibadah Minggu dan ibadah lainnya adalah peribadahan seremonial yang juga memiliki makna yang mendalam. Tapi kita tidak bisa memisahkan ibadah hanya pada ritus ibadah seremonial saja. Satu detik pertama kita selesai mengikuti ibadah seremonial, detik itu juga kita masuk pada ibadah sejati, yaitu kehidupan yang kita persembahkan kepada Tuhan.


Kehidupan itu haruslah mengalami perubahan dari satu waktu ke waktu. Sebab kata “berubahlah” yang dipakai pada ayat 2 berasal dari kata μεταμορφουσθε (metamorfow). Kata ini merupakan akar kata yang sama dengan kata “metamorfosis”. Kita tentu mengingat istilah metamorfosis. Salah satu contoh yang mudah dalam memahami kata metamorfosis adalah metamorfosis kupu-kupu. Awalnya dimulai dari telur, ulat atau larva, kepompong atau pupa, hingga dewasa atau imago.


Ibarat seperti itulah hidup Kekristenan orang-orang yang percaya penuh dan sungguh kepada Yesus Kristus. Mesti ada perubahan dan perubahan ini sangat mungkin sekali terjadi karena kita ditolong oleh Roh Kudus yang memberikan kekuatan dan kemampuan untuk berubah menjadi orang Kristen yang lebih baik yang dalam konteks ini memberikan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah.


Karena itu, saudara-saudari terkasih, mari berubah dengan pertolongan Roh Kudus. Kita bermetamorfosis menjadi orang Kristen yang menggarami dan menerangi dunia ini, beradaptasi, tetapi tidak terbawa arus duniawi. Kita memberi budi pikiran kita untuk diperbarui oleh firman Tuhan sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Amin.


Doa Penutup: Kita berdoa! Bapa kami bersyukur atas firman-Mu yang baru saja kami dengarkan. Ampuni kami jikalau kami sering perhitungan dalam memberikan persembahan kepada-Mu. Karuniakanlah kepada kami sikap hati yang tulus untuk mengembalikan sebagian dari banyaknya yang sudah Engkau berikan kepada kami. Supaya kami dapat menyaksikan kemuliaan nama-Mu di tengah-tengah kehidupan kami. Terimalah doa syukur dan permohonan kami ini, ya Allah, di dalam nama Yesus Kristus Juruselamat kami yang hidup, kami berdoa. Amin.


Pdt. Ferdinand Ricardo Hutabarat, S.Si., S.Si (Teol.)- Pendeta Fungsional di BSPK HKBP

Pustaka Digital