Renungan Harian HKBP | 20 November 2024

Doa Pembuka: Terpujilah Engkau ya Allah Bapa karena kasih karuniaMu yang senantiasa kami rasakan dalam setiap perjalanan kehidupan kami. Ajarlah kami agar senantiasa bersyukur dan semakin tahu melakukan kehendakMu dalam hidup kami. Saat ini ya Bapa kami mau mendengarkan firmanMu. Penuhilah hati dan pikiran kami dengan Roh KudusMu agar kami dapat memahami firmanMu dan dapat melakukannya dalam kehidupan kami  seturut dengan kehendakmu. Dalam nama anakMu Tuhan Yesus kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

 Firman Tuhan yang menjadi renungan bagi kita pada hari ini tertulis dalam Maleakhi 2:7 Beginilah firman Tuhan “Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran  dari mulutnya, sebab dialah utusan Tuhan semesta alam. Demikian Firman Tuhan 

Saudara/i ku yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus

  Menjadi seorang Imam tidaklah mudah. Karena tentunya seluruh aspek kehidupannya baik sikap,perilaku dan tindak tanduknya akan menjadi sorotan setiap orang. Ketika kehidupannya tidak sesuai dengan tugas yang diembannya maka ia akan menjadi cemoohan setiap orang karena dianggap gagal dalam menghidupi Firman Tuhan yang ia beritakan. Selain itu dituntut juga adanya kesetiaan dan ketaatan dalam menjalankan tugas, dapat dipercaya dalam segala hal dan menjadi panutan. Karena seorang Imam adalah utusan Tuhan semesta alam.

  Pada diri seorang Imam ada pengetahuan yang berharga yang telah dikaruniakan Tuhan untuk ia ajarkan kepada setiap orang,supaya setiap orang mendapatkan pengetahuan maupun pengajaran yang benar sehingga tidak mudah diombang ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran yang menyesatkan yang dapat merusak imannya. Itu sebabnya jika ada seorang Imam yang tidak setia dalam pengajarannya maka Allah akan murka terhadapnya karena  ia dianggap telah menyimpangdimana umat Tuhan yang seharusnya mendapatkan firman kehidupan, pengajaran yang benar justru sebaliknya dan akibatnya jemaat yang ia layani semakin jauh dari Tuhan. Imam yang seharusnya mendatangkan kasih dan damai sejahtera justru membawa ketidaknyaman, kegelisahan, kerusuhan, kecurangan dan acapkali justru sebagai sumber pemicu masalah dan membuat perpecahan hanya karena kepentingan pribadi/kelompok.


Saudara yang terkasih, Maleakhi memiliki arti “utusan Tuhan. Dalam nas ini kita bisa melihat dimana Allah memakai lewi dan keturunannya sebagai teladan hidup seorang hamba. Dimana dalam hal ini mereka harus menunjukkan kasih dan hormat kepada Allah. Hidup dengan jujur dan benar, memberitakan kebenaran dan menjadi teladan bagi banyak orang. Dalam nas ini dikatakan bahwa Allah membuat sebuah perjanjian dengan Imam keturunan lewi dan Ia menegaskan bahwa perjanjianNya itu tetap berlaku kepada nenek moyang mereka, dimana Allah berjanji akan memberkati dengan kehidupan dan kesejahteraan. Akan tetapi mereka tidak dapat sepenuhnya menjalankan amanat ataupun perintah yang diberikan Tuhan kepada mereka. Mereka justrumenyimpang dan mencemarkan pelayanan mereka dan tidak menghormati Tuhan dan menjaga kekudusanNya serta lalai dalam memberitakan firmanNya. Mereka lebih berpihak kepada orang-orang kaya dan membiarkan mereka hidup dalam dosa.Itu sebabnya Allah memberikan hukuman yang berat kepada mereka,mengutuk mereka dan pelayanan mereka.


Saudaraku yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Bercermin dari apa yang dilakukan oleh Imam lewi tentunya mengingatkan sekaligus menyadarkan kita kembali bahwa selaku hamba Tuhan sudah sepatutnyalah kita menjaga segala sikap dan perilaku maupun perkataan kita. Mengatakan kebenaran dan keadilan dengan tidak tumpang tindih, hendaknya perkataan kita adalah perkataan yang mendatangkan berkat,kesejukan dan sukacita bukan sebaliknya hanya mendatangkan keresahan, perpecahan dan ketidaknyamanan. Melatih diri dan mulut kita untuk dapat berkata-kata tentang hal-hal yang baik tanpa harus saling melukai. Kendatipun mungkin dari segi kemanusiaan kita, kita sering sekali lemah dan belum sepenuhnya mampu untuk melakukan seperti apa yang Tuhan inginkan. Inilah proses pembelajaran yang tiada habis-habisnya bagi kita semua,bukan hanya bagi seorang pelayan (hamba) Tuhan saja akan tetapi juga berlaku bagi setiap umat Tuhan dengan segala profesi yang ada pada kita masing-masing. Terkadang kemanusiaan kita lebih menonjol dengan keakuan dan keegoan yang ada pada diri kita masing-masing dan tanpa kita sadari hati dan pikiran kita telah dikuasai oleh iblis. Tidak mudah memang menjadi hamba Tuhan dengan segala tantangan pelayanan yang dihadapi.Harus cakap dalam segala hal,dalam pengajaran dan pemberitaan Firman Tuhan, mampu menyelesaikan setiap permasalahan, dapat mengambil keputusan yang tepat,serta setia dalam melayani setiap umatNya. Kita dituntut untuk bisa terampil  dan tanggap dalam segala hal. Itu sebabnya seorang Imam harus memiliki serta memelihara pengetahuan yang baik dan benar karena apa yang akan diucapkannya itulah yang akan di dengar, diingat dan dilakukan oleh jemaat yang mendengarkan.Jangan sampai kita sebagai pemberita firman tetapi kita yang justru terbuang karena ketidakmampuan kita menghidupi apa yang kita beritakan.

Saudaraku yang terkasih

  Dalam menjalankan tugas pelayanan hendaknya dilakukan dengan ketulusan dan kerendahan hati, tidak memihak pada orang-orang tertentu yang dianggap dapat memberikan keuntungan pada dirinya. Senantiasa menghidupi ajaran Tuhan  dalam kebenaran agar tidak ada seorangpun yang menyimpang dari jalanNya. Semuanya itu dapat kita laksanakan jika kita senantiasa memiliki relasi (hubungan yang intim) dengan Tuhan.Kita juga dituntut untuk senantiasa menjaga kekudusan agar jauh dari tindak cemar yang dapat melukai hati Tuhan. Tugas kita sebagai Imam adalah mengajarkankebenaran dan membimbing setiap umat dengan cara yang benar. Berhikmat dan bijaksana. Integritas kita sebagai hamba Tuhan hendaknya tercermin dari sikap,perilaku dan tindakan kita yang lebih mengutamakan kasih dan mengedepankan kebenaran Firman Tuhan. Melakukan apa yang telah diperlihatkan dan diperbuat Tuhan kepada setiap kita umatNya.

   Melayani bukan untuk dilayani. Kiranya semangat inilah yang harus tetap kita hidupi sebagai hamba Tuhan sehingga dalam setiap pelayanan kita hanya nama Tuhan sajalah yang senantiasa dipermuliakan. Imam yang baik hendaknya menjadi pembawa berita sukacita, dan terlebih dahulu menghidupi firman Tuhan agar firman yang akan dia sampaikan berbuah manis. Ephorus HKBP Emeritus Pdt. Dr.Justin Sihombing berkata : Khotbahmu adalah hidupmu,hidupmu adalah khotbah.” Jamitami do ngolum, ngolumi do jamitam.” Tuhan kiranya memampukan kita. Amin .

 

Doa Penutup: Terima kasih ya Bapa yang baik untuk setiap karuniaMu dalam kehidupan kami sehingga kami dapat menjalani kehidupan kami dalam terang kasihMu. FirmanMu pada hari ini hendak mengingatkan kami kembali dimana sebagai hambaMu hendaknya kami senantiasa menjaga kekudusanMu, menghormati dan menjalankan pelayanan kami dalam roh dan kebenaran. Tidak menyimpang dari aturanmu sehingga kami jauh dari murkaMu. Menuntun setiap orang pada jalan kebenaran yang Engkau kehendaki. Kuatkan kami ya Bapa agar lewat pelayanan kami hanya namaMu sajalah yang patut dimuliakan. Berkati kehidupan kami, anak-anak kami serta pekerjaan yang Tuhan telah berikan pada kami masing-masing agar menjadi berkat dan sukacita bagi kami serta kemuliaan bagi namaMu. Tuntun dan bimbinglah kami ya Bapa agar kami senantiasa berjalan dalam terang kasihMu. Dalam nama anakMu Tuhan Yesus kristus Juruselamat kami yang hidup kami telah berdoa dan mengucap syukur. Amin.

Anugerah Tuhan kita Jesus kristus,Kasih setia Allah Bapa dan persekutuan dengan Roh Kudus kiranya menyertai kita semua. Amin.


Pdt.Sarinah Novayanti Simanullang,STh- Kabag.Administrasi Biro TIK HKBP


Pustaka Digital