Pemberdayaan Kawasan Wisata Tao Silalahi

Selasa (20/04/21), Kepala Biro Pembinaan HKBP, Pdt. Dr. Enig S. Aritonang menghadiri rapat program kerja kelompok kerja pariwisata HKBP Distrik VI Dairi. Rapat dibuka dengan ibadah yang dipimpin oleh Pendeta Resort HKBP Silalahi, Pdt. Sustanto Silalahi. Rapat perdana ini dihadiri Praeses Distrik VI Dairi, Pdt. Sampur Manullang, perwakilan MPS Distrik VI, Defriwanto Sihotang, Camat kecamatan Silalahisabungan, Hamaska Silalahi, dan 25 peserta yang terdiri dari gabungan pelayan penuh waktu, parhalado HKBP Silalahi dan HKBP Paropo, dan jemaat kelompok kerja (Pokja).


Praeses mengatakan bahwa rapat ini merupakan tindak lanjut Distrik VI dari program pembinaan yang diberikan oleh Kantor Pusat HKBP sebelumnya mengenai pemberdayaan kawasan wisata sekitar danau toba. Lebih lanjut, praeses mengatakan perlunya kerja sama antara gereja, pemerintah, dan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kecamatan Silalahi sabungan yang sedang dalam persiapan daerah kawasan wisata sekitar Danau Toba. Peningkatan kesejahteraan dapat dimulai dengan mengembangkan hasil alam di Silalahi yaitu bawang merah, sehingga dapat lebih menjangkau daerah-daerah lainnya dalam hal pemasaran.


 

Ka. Biro Pembinaan menegaskan empat tugas kepada Pokja; Pertama, peningkatan spiritualitas dan pembentukan karakter masyarakat di kawasan Silalahi yang perlu dilatih agar menjadi ramah terhadap orang lain sehingga banyak orang-orang luar yang akan merasakan kehangatan warga masyarakat di Silalahi dan membuat mereka ingin kembali lagi datang ke sana. Kedua, meningkatkan wawasan masyarakat Silalahi mengenai kawasan wisata sehingga mereka semua memahami bahwa daerah mereka sedang dipersiapkan menjadi kawasan wisata luar biasa yang mampu menarik kunjungan dari wisatawan lokal dan manca negara. Ketiga, membekali masyarakat dengan keterampilan yang perlu dalam pengembangan daerah kawasan wisata. Keempat, kelembagaan dalam hal ini pembentukan kelompok kerja yang bergerak cepat dan nyata dalam proses pengembangan daerah Silalahi menjadi kawasan wisata. Lebih lanjut Pdt. Enig menjelaskan bahwa gereja HKBP khususnya HKBP Silalahi untuk memperhatikan peluang-peluang di mana gereja mampu menjadi peran sentral dalam pengembangan kawasan wisata ini. Perlunya penataan lingkungan gereja menjadi lebih indah dan asri, gereja juga turut serta dalam mengembangkan hasil alam bawang merah di Silalahi menjadi produk jadi seperti bawang goreng untuk dapat dipasarkan ke daerah-daerah lain dengan harga yang jauh lebih baik dibandingkan menjual bawang merah saja.


Adapun putusan yang dihasilkan dalam rapat ini ialah; Pertama untuk menerima kerja sama pemerintah kecamatan Silahisabungan dengan pokja HKBP distrik VI Dairi. Kedua, untuk daerah Sicike-cike untuk melakukan penelusuran dan pendekatan dengan pihak pengelola setempat dan untuk daerah TWI (Taman Wisata Iman) mencari kerja sama dengan pihak pemerintah untuk ikut berkontribusi di TWI. Ketiga, agar kecamatan Silahi sabungan lebih melibatkan pemuda-pemudi dalam pengembangan wisata melalui pokja. Pada kesempatan yang sama pokja Silahisabungan memberikan hasil kerajinan tangan mereka yang akan dikembangkan kemudian untuk dipasarkan.

Pustaka Digital