Renungan Harian HKBP | 16 Oktober 2024

Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, kiranya kasih karunia dari Tuhan menyertai saudara/i sekalian pada hari ini. Kiranya juga melalui firman Tuhan yang akan kita dengarkan pada saat ini dapat memberikan kita kekuatan serta penghiburan untuk menjalani kehidupan yang diberikan Tuhan kepada kita.

Doa Pembuka: Ya Tuhan Allah, kami mengucap syukur dan berterima kasih kepadaMu atas penyertaan Tuhan di dalam kehidupan kami. Tuhan adalah kekuatan kami sebab bukan karena kekuatan kami sehingga kami layak menjalani kehidupan kami, tetapi karena kasih karunia Tuhan yang menghidupkan kami. Saat ini ya Tuhan, kami memohon penyertaanMu serta firmanMu yang akan kami dengarkan, kiranya dapat menguatkan kami agar tetap setia berjalan di dalam kehendak dan firman Tuhan. Ya Tuhan Allah kami, kami berdoa kepadaMu di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat kami. Amin.

Firman Tuhan yang ditetapkan bagi kita pada hari ini; Rabu, 16 Oktober 2024 tertulis pada

Amsal 29 : 7

Orang benar mengetahui hak orang lemah, tetapi orang fasik tidak mengertinya.


Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Kitab Amsal selalu menarik untuk dibaca dan didengar terlebih dalam hal untuk mengambil berbagai keputusan dalam hidup di dalam hikmat dan bagaimana cara menjalani kehidupan di dalam takut akan Tuhan. Hidup di dalam hikmat akan mendatangkan kebaikan dan barangsiapa hidup di dalam takut akan Tuhan akan beroleh harta yang paling berharga dari Tuhan. Dalam pasal 29 ini, Raja Salomo menggubah amsal yang memproklamirkan tentang bagaimana sikap orang benar dan orang fasik dalam memperhatikan hak dan keadaan orang lemah. Orang benar yang dimaksud adalah orang yang berjalan dalam kebenaran Tuhan dan dalam hal ini orang benar akan mengetahui hak orang lemah. Orang benar yang mengetahui hak orang lemah pasti memiliki karakter hidup yang baik, hidup di dalam kemurahan hati dan kebajikan. Orang benar hidup di dalam kasih sehingga berdasarkan kasih itulah ia memiliki nilai kepedulian dan kepekaan. Hidup orang benar menganggap sesama manusia itu adalah dirinya sendiri dan sama di hadapan Tuhan, terlebih orang lemah. Memanusiakan manusia itu adalah cara dan ciri hidup orang benar yang sungguh benar yang jauh dari kata penindasan dan perbudakan demi kepentingan dan keutuhan dirinya sendiri atau kelompoknya sendiri. Demikianlah hidup orang benar yang dengan benar mengetahui dan memperjuangkan hak orang lemah sebab Allah pernah berfirman kepada bangsa Israel melalui Musa: "Haruslah engkau membuka tangan lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu." (Kel. 15:11b)

Lalu bagaimana bila orang yang tidak memperdulikan kehidupan orang lemah? Itulah orang fasik yang hidupnya selalu mengutamakan kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri, yang tidak mengerti akan pentingnya eksistensi sesama manusia bahwa semua sama di hadapan Tuhan. Orang fasik menyukai penindasan dan penjajahan demi keutuhan dan keutamaan dirinya. Allah sangat murka terhadap orang fasik yang tidak berjalan di dalam kebenaran Tuhan sebab rasa takut kepada Allah tidak ada lagi dalam dirinya. Orang yang lemah senantiasa hidup di dalam penderitaan bilamana orang fasik hidup di sekitarnya, sebab orang fasik tidak akan mengerti dan memperhatikan hak orang lemah.

Saudara/i yang terkasih, orang benar akan tinggal di dalam kebenaran Tuhan memakai hikmat yang daripada Tuhan. Sekalipun jalan orang benar di dalam dunia ini banyak menghadapi tantangan dan pencobaan, tetapi ia harus bertahan sebab berjalan di jalan Tuhan memang kerap mendatangkan berbagai kesulitan. Namun Tuhan akan memperhitungkannya kehidupan orang benar sebab di dalam Mazmur 1:6 dikatakan: "sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan." Sebaliknya, kehidupan orang fasik terkadang justru terlihat mengalami jalan yang 'baik-baik saja', tetapi perlu kita ingat bahwa itu hanyalah bersifat sementara dan tidak lama lagi orang yang hidup di dalam kefasikan akan menuju kebinasaan. Melalui bacaan hikmat Salomo ini, kita diingatkan bahwa setialah di dalam kebenaran Tuhan sebagai orang yang benar yang senantiasa memiliki kepedulian dan memperhatikan hak orang lemah. Sebab upah orang benar adalah kehidupan yang telah disediakan Tuhan Allah yang mendatangkan sukacita yakni kehidupan kekal yang tidak akan pernah dimiliki oleh orang fasik yang tidak mau berbalik ke dalam jalan kebenaran Allah. Amin.

Doa Penutup: Ya Tuhan Allah kami di dalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus. Terima kasih ya Tuhan, firmanMu yang kami dengar meneguhkan kami untuk mengenal bahwa Tuhan telah mempersiapkan segala sesuatu yang baik bagi orang-orang yang percaya. Ajar kami ya Tuhan Allah, untuk senantiasa bersandar dan mempersembahkan diri kami sepenuhnya kepada Tuhan. Kami serahkan seluruh kehidupan kami kepadaMu, kehendakMu lah yang terjadi dan berkuasa memelihara hati dan pikiran kami. Amin.


Pdt. Sahat Monang Sagala, S.Th - Fungsional di Biro SMIRNA HKBP

Pustaka Digital