Renungan Harian HKBP | 27 Januari 2024

Doa Pembuka: Allah bapa yang kami sembah melalui Yesus Kristus, terima kasih atas berkat dan kasihMu yang senantiasa kami terima di dalam hidup kami. Kami boleh hidup dan beraktivitas hingga saat ini. Untuk itu Tuhan, melalui berkatMu yang menghidupkan kami ini, saat ini kami ingin mendengarkan firmanMu. Berkati dan sertailah kami, agar kami boleh mengerti firmanMu seperti yang Engkau kehendaki, di dalam nama Yesus Kristus, Amin.

 

Nas Renungan  : Yeremia 10:6

” Tidak ada yang sama seperti Engkau, ya TUHAN! Engkau besar dan nama-Mu besar oleh keperkasaan.

 

Bapak ibu dan saudara-saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus. Dalam Kehidupan Kristen masa kini, tentu kita sering mendengar sebuah perkataan, pengajaran maupun keterangan terkait kemahakuasaan Allah dan juga kebesaranNya di dalam segala hal.

Seperti ungkapan yang mengatakan, Allah itu Hebat, Tuhan itu mampu mengatasi setiap perngumulan umatnya yang percaya, Tuhan itu adalah sumber penyembuh, Tuhan itu tempat pemberi solusi dan tempat atas jawaban dari segala pergumulan kita. Tuhan itu pokoknya Hebat dan luarbiasa, sebab dialah yang empunya kerajaan Sorga dan kehidupan ini.

Tentu secara sudut pandang ke-kristenan kita, semua ungkapan di atas adalah ungkapan yang benar dan tidak perlu lagi untuk diragukan ke-akuratannya. Dan saya yakin, kita semua secara umum, pernah mengucapkan ungkapan-ungkapan tersebut?

Namun yang menjadi pertanyaan kepada kita adalah, Pernahkah kita merasa menjadi kurang percaya atau bahkan tidak percaya lagi kepada Kuasa Tuhan, ketika sebuah persoalan maupun pergumulan yang sedang kita hadapi tidak kunjung selesai? Pernahkah kita, salah mengambil tindakan maupun keputusan, ketika kita tidak kunjung mendapatkan jalan keluar dari setiap persoalan maupun pergumulan yang sedang kita hadapi?

 

Bapa ibu dan saudara-saudari yang terkasih di dalam nama Yesus Kristus, Kedua pertanyaan di atas, sangat relevan dengan situasi bangsa Israel pada masa Kerajaan Yehuda di dalam konteks  peristiwa Yeremia 10: 6 yang menjadi renungan bagi kita di hari ini.

Dimana, kitab Yeremia 10: 6 ini merupakan bagian dari peristiwa  kekalahan bangsa Israel terhadap bangsa babel. Kekalahan tersebut membuat bangsa Israel harus terbuang ke pembuangan Babel. Kejatuhan bangsa Israel tersebut ke pembuangan Babel, membuat kepercayaan bangsa Israel kepada Tuhan semakin menurun, dan bangsa Israel semakin berpikir bahwa Tuhan sudah tidak memiliki kekuatanNya lagi, untuk dapat membuat mereka menang dari bangsa-bangsa lain. Dalam artian, kekalahan mereka dan kejatuhan bangsa itu ke pembuangan Babel, bukan membuat mereka semakin tersadar, untuk lebih mendekatkan diri Kembali kepada Tuhan.

Bangsa Israel, mala semakin menyimpang dari jalan Tuhan. Mereka semakin gencar untuk mencari Dewa-dewa Baal, yang mereka yakini memiliki kekuatan yang besar, untuk mengeluarkan mereka dari pembuangan Babel.

Bapa ibu dan saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus. Hukuman yang telah Tuhan berikan kepada bangsa Israel, bukan membuat bangsa Israel, untuk tersadar atas kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat kepada Tuhan.

Kekalahan bangsa Israel dan kejatuhan mereka ke pembuangan Babel, malahan membuat mereka semakin menjauh dari Tuhan. Meskipun Yeremia sudah berulang kali berusaha untuk menasehati mereka, bahwa mereka di Hukum Tuhan, bukan karena Tuhan tidak memiliki Kuasa dan KebesaranNya lagi. Melainkan Karena Bangsa Israellah yang sudah menduakan Tuhan, dengan menyembah dewa-dewa Baal. Tetapi bangsa Israel, tetap saja menghiraukan nabi Yeremia, dan melanjutkan keyakinannya dengan berusaha mencari dewa-dewa Baal yang mereka anggap mampu menyelesaikan persoalan, yang sedang mereka hadapi.

Bapa ibu dan saudara-saudari yang terkasih, jika di dalam konteks kehidupan yang sekarang ini, kita juga pernah menghalalkan atau membenarkan sebuah cara yang salah, yang tentunya melanggar prinsip keyakinan Kristen, untuk menyelesaikan persoalan maupun pergumulan kita, untuk menggapai maupun meraih yang kita ingingkan. Tentu kita juga telah sama seperti bangsa Israel, yang telah menduakan Tuhan pada saat itu. Tentu secara prinsip, kita juga secara tidak langsung sudah meragukan, kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan di dalam hidup kita.

Bapak ibu dan saudara-saudari yang terkasih, cara kita mengakui kemahakusaan dan kebesaran Tuhan di dalam kehidupan kita, tidaklah cukup hanya berdasarkan ungkapan yang kita utarakan melalui omongan kita. Dan saya yakin, kita sepakat untuk itu.

Sebab ungkapan itu, juga harus disertakan dengan tindakan nyata di dalam kehidupan kita. Yaitu dengan praktik-praktik, yang dapat memperlihatkan, bahwa kita adalah sosok pribadi yang benar-benar mengumandangkan kebesaran Tuhan di dalam hidup kita.

Praktik itu tentunya dapat terlihat, dari kehidupan sehari-hari kita. Seperti di lingkup ruang keluarga, ruang masyarakat maupun tempat kita bekerja. Dan inilah yang menjadi tantangan terbesarnya di dalam kehidupan kita saat ini.

Terlebih di masa yang sekarang ini, kita sedang memasuki suasana pemilu. Secara umum, setiap masyarakat di berbagai  daerah saat ini, sedang terlibat dalam upaya pemilu. Namun ada satu hal yang perlu untuk kita perhatikan. Apapun dan siapapun yang hendak kita menangkan, biarlah kita upayakan dan kita usahakan dengan cara yang sehat dan benar. Biarlah kita meminta panduan dari Dia yang empunya, kuasa yang sesungguhnya. Supaya kita benar-benar dituntun untuk memenangkan sosok yang terbaik di kehidupan kita ini.

Biarlah kita terhindar dari usaha dan cara yang kotor di dalam pemilu ini, karena hal itu sama seperti bangsa Israel yang mencoba memenangkan perang di dalam kehidupan mereka, dengan menggunakan cara yang salah, yaitu meninggalkan Tuhan dan menyembah Baal. Hingga akhirnya, kehidupan mereka menjadi sengsara di pembuangan Babel.

Oleh Karena itu, selaku kita orang kristen yang percaya kepada Tuhan. Biarlah kita menggunakan usaha yang benar dan cara sehat, serta mengandalkan Tuhan di dalam proses pemilu nanti. Agar siapapun nanti yang menjadi dimenangkan di dalam proses pemilu tersebut, mereka dapat menjadi sosok yang benar-benar memenangkan kehidupan kita, di dalam marsyarakat maupun bangsa dan negara. Amin.


Doa Penutup: Bapa terima kasih atas penyertaan-Mu di dalam hidup kami. Kami boleh mendengarkan firman-Mu pada hari ini, dengan penuh syukur dan bahagia. Biarlah firman-Mu yang telah kami dengar pada hari ini, dapat menuntun kami, untuk mejalani hari-hari kami sesuai dengan rancangan-Mu. Terima kasih, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.


Pdt. Febri Setiadi Hutapea, S.Th- Staf Biro Kategorial Ama-Lansia HKBP Kantor Pusat HKBP, Pearaja-Tarutung