Renungan Harian HKBP | 4 Oktober 2024

Doa Pembuka: Allah Bapa Kami yang berada di kerajaan Surga, kami sungguh berterima kasih kepada-Mu karena begitu besar kasih-Mu yang dapat kami rasakan di dalam kehidupan kami saat ini. Ya Allah, sebentar lagi kami akan mendengar Firman-Mu, berkatilah hati dan pikiran kami, agar kami bisa mengerti Firman-Mu serta melakukannya di dalam kehidupan kami. Terima kasih Tuhan, Di dalam nama Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

 

Nas Renungan: Yosua 21:45

”Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi”

 

Percaya akan PenggenapanNya!

          Bapak-Ibu yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, apa perbedaan Janji dengan Perjanjian? Sebenarnya, makna kedua kata ini memiliki perbedaan, namun terlihat sama. Janji dalam bahasa Inggris ialah ”Promise” biasanya dikaitkan dengan pernyataan yang dibuat seseorang untuk melakukan sesuatu di masa depan. Seorang manusia melakukan sebuah janji akan perbuatan melalui perkataannya, dan ia akan melakukannya di masa depan. Berbeda dengan perjanjian, dalam bahasa Inggris disebut ”Covenant” adalah kesepakatan formal antara kedua belah pihak dan akan terjanji. Perjanjian itu bisa dikatakan mengikat, sedangkan janji itu tidak mengikat satu sama lain hanya kesepakatan verbal saja. Itulah sebenarnya perbedaan yang sangat signifikan perbedaan kata janji dengan perjanjian.

          Bapak-Ibu yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, jika kita lihat dalam kisah perikop Yosua 21:45, apakah yang termasuk di dalam bagian ini, antara Tuhan Allah dengan orang Israel? Apakah sebuah janji atau perjanjian? Jika kita baca keseluruhan, ini bukanlah janji semata, melainkan sebuah perjanjian yang sejak dahulu sudah dikatakan oleh Tuhan Allah kepada bangsa Israel. Pertama, Allah sudah melakukan perjanjian tentang tanah Kanaan, bahwa setiap suku menerima bagian sesuai dengan yang ditentukan. Kedua, pentingnya warisan tanah bagi kehidupan bangsa Israel sebagai umat pilihan Tuhan. Ketiga, bahwa Tuhan telah menepati semua janjiNya kepada Israel, termasuk mengenai tanah yang mereka miliki. Ini mengacu pada janji yang diberikan kepada nenek moyang mereka, seperti Abraham, Ishak, dan Yakub. Dari keempat hal tersebut ini menandakan bahwa Allah tidak semata-mata berjanji kepada umat Israel, bahkan di ayat ini dikatakan, ”Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi” hal ini menegaskan Tuhan tidak berbohong dalam janjiNya, jika dikatakan A, maka A akan dilakukan. Konsistensi terhadap apa yang dikatakan itu nyata dalam diri Allah. Dia tidak berbohong kepada umatNya. Tergenapi segala hal yang diucapkanNya. Tidak ada yang tidak dilakukanNya jika Allah berfirman.

          Namun Bapa-Ibu, yang menjadi persoalan bahwasanya, kita sebagai manusia itu pun masih bisa saja skeptis pada janji Allah. Banyak juga dari umat Israel yang meragu-ragukan janji Allah tersebut. Bahkan ia tidak percaya dengan janjiNya. Sebenarnya, jika meragu-ragukan akan janji Allah itu bisa dikatakan adalah bentuk dari kemanusiaan kita, namun jika kita denial terhadap janji Allah adalah bentuk ketidak berimanan kita kepada Allah. Mereka merasa janji Allah itu tidak akan terjadi, bahkan menganggap ungkapan Allah adalah omongan belaka saja. Ini yang menjadi bahaya, Bapak-Ibu ketika kita tidak mempercayai janji Allah sebagai janji yang nyata. Namun, dari teks ini kita bisa belajar bahwa, segala bentuk yang nyata dalam kehidupan kita sudah digenapi oleh Allah. Segala hal yang baik kita rasakan dan pahami dalam kehidupan ini adalah bentuk pengggenapan janji Allah. Saya mau menekankan pada renungan ini, ketika Tuhan berfirman dan melakukan perjanjian kepada umatnya, maka akan terjadi! Berbeda dengan manusia, manusia bisa saja berjanji, namun belum tentu akan terlaksana, bisa saja kita kecewa karena berpengharapan pada manusia. Maka dari itu, kita harus berpengharapan kepada Allah, bukan kepada manusia. Manusia tidak bisa menjadi patokan, namun Allah bisa menjadi patokan akan janjiNya. Maka dari itu, kita sebagai ciptaanNya, diajak untuk turut serta merasakan dan mau mendekatkan diri kita hanya kepada Tuhan Allah, dan mempercayai segala bentuk janjiNya, bahwa akan digenapi oleh Allah! Allah itulah sumber berpengharapan kita, ketika Ia berfirman maka akan digenapi. Amin.

 

Doa Penutup: Ya Allah Bapa yang bertahta di dalam kerajaan Surga, terima kasih Tuhan atas firman Mu yang Engkau berikan kepada kami, kiranya kami dikuatkan menjadi seorang yang mau membantu orang lain di dalam kehidupan kami sehari-hari, dan kami dikuatkan untuk menjalaninya di dalam kehidupan kami. Kami sadar bahwa Allahlah yang bekerja dalam hidup kami. Kiranya Engkau selalu memberikan damai sejahtera kepada kami dalam kehidupan kami sehari-hari. Terima kasih Tuhan, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus. Amin. 


C.Pdt. Philip T. Nainggolan, S.Si (Teol)- LPP II di Kantor Marturia HKBP

Pustaka Digital