Renungan Harian HKBP | Epistel 30 Juli 2023

Teks : 2 Korintus 13 : 5  13

 

Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.(5) Tetapi aku harap, bahwa kamu tahu, bahwa bukan kami yang tidak tahan uji.(6) Kami berdoa kepada Allah, agar kamu jangan berbuat jahat bukan supaya kami ternyata tahan uji, melainkan supaya kamu ini boleh berbuat apa yang baik, sekalipun kami sendiri tampaknya tidak tahan uji.(7) Karena kami tidak dapat berbuat apa-apa melawan kebenaran; yang dapat kami perbuat ialah untuk kebenaran.(8) Sebab kami bersukacita, apabila kami lemah dan kamu kuat. Dan inilah yang kami doakan, yaitu supaya kamu menjadi sempurna.(9) Itulah sebabnya sekali ini aku menulis kepada kamu ketika aku berjauhan dengan kamu, supaya bila aku berada di tengah-tengah kamu, aku tidak terpaksa bertindak keras menurut kuasa yang dianugerahkan Tuhan kepadaku untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan.(10) Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu! (11) Berilah salam seorang kepada yang lain dengan cium yang kudus. Salam dari semua orang kudus kepada kamu.(12) Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian (13).

 

Renungan :

Ada seorang perempuan yang sering melihat tetangga baru nya menjemur kain, dan dia selalu melihat itu melalui kaca jendela kamarnya. Dia selalu mengejek kalau kain kain yang dijemur tetangganya itu tidak bersih di cuci, karena dia melihat warna kain itu suram bahkan cenderung berwarna kekuningan. Lalu dia bercerita ke suaminya tentang hal itu. Hingga akhirnya suaminya jadi ikut melihat kain jemuran tersebut melalui jendela kamar mereka juga. Setelah dia melihat kain jemuran tetangganya itu, lalu dia tersenyum sambil mengusap kaca jendela dengan jari nya, dan berkata “kamu selalu melihat kain jemuran orang lain suram dan berwarna kekuningan melalui kaca jendela ini, padahal bukan kain nya yang suram tetapi kaca jendela mu yang suram dan kekuningan karena tak pernah dibersihkan” katanya kepada istrinya. 

Dari cerita ini kita dapat menyimpulkan bahwa manusia memang cenderung lebih pintar menilai orang lain, daripada menilai diri sendiri. Tahukah Anda, ketika satu jari menunjuk kepada orang lain, empat jari yang lain mengarah ke diri sendiri. Seperti firman Tuhan yang kita baca saat iniRasul Paulus mengajak jemaat Korintus untuk lebih banyak menilai diri sendiri ketimbangmenilai orang lain, karena menyelidiki diri sendiri sangat berpengaruh besar dengan pertumbuhan rohani seseorang. Kalau seseorang mau menyelidiki diri sendiri, berarti dia dapat melihat hidupnya dengan apa adanya, termasuk segala kekurangannya. Dengan mengetahui kekurangannya, maka dia akan dapat mengambil langkah untuk berjuang memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Dengan demikian dia akan lebih kuat dan lebih tahan uji. 

 

Pada ay. 5 dikatakan “Ujilah dirimu sendiri”. Hal ini diungkapkan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus karena saat itu guru-guru palsu berniat membuat orang-orang Korintus mempertanyakan jabatan kerasulan Paulus. Mereka hanya menilai kepemimpinan dan kerasulan Paulus, tetapi tidak mengoreksi dirinya sendiri. Mereka ingin suatu bukti, apakah benar Kristus berkata-kata dengan perantaraan Rasul Paulus, maka itu Rasul Paulus menuntut mereka untuk membuktikan iman Kristen mereka kalau ingin mengetahui hal ituRasul Paulus tetap bersikap keras kepada orang-orang seperti ini untuk dikecam dengan adil dan tegas. Dan mereka harus dapat membuktikan iman mereka agar mereka percaya bahwa Kristus memang berkata-kata dengan perantaraan dia. Walapun sebenarnya mereka sudah melihat bukti yang sangat kuat dan berkuasa.


Kemudian dilanjutkan dengan kalimat “apakah kamu tetap tegak di dalam iman”. Dengan kalimat ini, Rasul Paulus mengisyaratkan bahwa, jika mereka dapat membuktikan iman Kristen mereka sendiri, maka ini akan menjadi bukti kerasulannya. Karena jika mereka tetap tegak di dalam iman berarti Tuhan Yesus Kristus ada di dalam mereka, dan mereka pasti percaya bahwa Kristus berkata-kata melalui Rasul Paulus. Kemudian dilanjutkan dengan kata “Selidikilah dirimu!". Rasul  Paulus mengulangi perintah-nyauntuk menguji, mempertanyakan kepada jiwa mereka sendiri, apakah Kristus ada di dalam diri mereka atau tidak, dan jika tidak demikian, merekatidak tahan uji. Dan kata "yakin" disini adalah istilah Yunani yang biasanya menunjukkan pengetahuan yang penuh pengalaman sehingga menimbulkan keyakinan. Meyakinkan diri sendiri berdasarkan pengalamannya, mengalami Tuhan dalam dirinya. Maka dikatakan : "Kristus Yesus ada di dalam diri kamu" , kalimat ini menunjuk pada aspek yang lebih individual, yang berarti bahwa Kristus bukan hanya ada diantara umat-Nya, tetapi ada di setiap pribadi umatNya. Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat bahwa Yesus Kristus ada di dalam diri mereka. Kalau mereka percaya dan tetap tegak di dalam iman kepada Yesus, maka ujian sebesar apapun dapat mereka atasi. Karena Tuhan Yesus sudah menanggung kelemahan manusia di kayu salib sekali untuk selamanya. Dia juga memberikan kekuatan kepada mereka yang percaya kepada kekuatan kuasaNya. 


Kita harus percaya bahwa kita berada dalam kesatuan dengan Kristus Yesus (1 Korintus 1:5), kita telah dikuduskan dalam Kristus (1 Korintus 1:2) dan tubuh kita adalah bait Roh Kudus (1 Korintus 6:19). Kita diselamatkan oleh kasih karunia maka itu percayalah. Sekarang, bagaimana kita memutuskan apakah kita percaya. Apakah kepercayaan itu merupakan hal yang penting dalam hidup kita? Kepercayaan akan menjadi hal yang penting dalam hidup kita, jika kita mencintai firman Tuhan yang di nyatakan kepada kita dan menggunakannya sebagai kekuatan yang mengarahkan kita kepada perbaikan dan kesempurnaan di dalam semua perbuatan baik (Lih. 2 Timotius 3:16-17), mendengar suara TUHAN, dan menyerahkan diri kita di tuntun oleh-Nya. Kita adalah orang-orang pilihan Tuhan dan kita adalah milik-Nya, karena kita mengemban Roh-Nya, Tuhan berdiam di dalam diri kita melalui Roh-Nya.


Sama seperti Rasul Paulus menegaskan bahwa ia dan teman teman sepelayanannya telah tahan uji. Dia bukan yang palsu, Tuhan berkata melalui Paulus dengan Roh Tuhan yang ada di dalam dirinya. (ay. 7). Walaupun mereka dianggap rendah dan hina, namun sebagai pelayan Tuhan, mereka benar-benar mewujudkan kuasa Allah, dan khususnya kuasa anugerah-Nya, yaitu Injil, dan membuat mengajarkan Injil sebagai gaya hidup (ay.8)


Hal yang dikwatirkan Rasul Paulus bukan hanya pembuktian kepemimpinan dan kepercayaan Kerasulan Paulus tetapi mereka yang melakukan apa yang benar karena Allah dan Injil, (lih. ay. 9). Tantangan yang mereka hadapi antara lain, di satu sisi, mereka semangat dalam iman, tetapi di sisi lain, mereka harus hidup ditengah-tengah jemaat Korintus yang mudah terombang-ambing oleh pengajaran palsu yang disebarkan guru-guru palsu. Saat itu guru-guru palsu mengajarkan kekuatan melalui pendidikan, keturunan, pengalaman, tetapi Rasul Paulus mengajarkan kekuatan melalui teladan Kristus (lih. ay2 Kor 13:4). Tantangan ini disampaikannya,  supayamendorong jemaat untuk tetap teguh dalam iman kepada Kristus dan terdorong untuk membangun diri dalam imannya masing-masing. Rasul Paulus mendoakan agar jemaat menjadi sempurna dalam Kristus Yesus, sehati sepikir, dan hidup dalam damai sejahtera.


Sekarang, marilah kita menguji diri kita sendiri, apakah kita tetap tegak berdiri di dalam iman kepada-Nya, serta menyelidiki diri kita agar tetap setia dan yakin bahwa Kristus Yesus, Tuhan kita berada di dalam diri kita sehingga kita tahan uji terhadap apapun yang datang ke dalam kehidupan kita. Janganlah menjadi orang Kristen KTP “Kristen Tanpa Perbuatan”, tetapi jadilah orang Kristen yang berbuah di setiap perbuatan kita, yang selalu setia beribadah, berdoa, bersyukur, dan melayani Firman Tuhan, terlebih melakukan apa yang dikehendakiNya dalam hidup kita, karena Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan anugrah Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kita hingga akhir zaman. Amin


Pdt. Susi Hutabarat, S.Th- Kabag Ibadah di Biro Ibadah Musik HKBP

 

Pustaka Digital