Ephorus Lantik Panitia Rapat Diakones HKBP


HKBP menetapkan hari lahirnya berdasarkan rapat, berbeda dengan banyak gereja, ada menetapkan hari lahirnya dengan baptisan pertama, ada juga dari pengutusan pekabaran injil pertama, begitu juga dengan ibadah pertama, itu sebabnya di HKBP rapat itu penting dan memiliki makna, demikian kata Ephorus HKBP dalam acara pelantikan panitia Rapat Tahbisan Diakones HKBP bertempat di Gedung Raja Pontas Lumbantobing, Jumat (10/1).

Pelantikan Panitia Rapat Diakones dilaksanakan di dalam ibadah yang dilayani Pdt. Josmar Sinaga sebagai Pengkhotbah, Pdt. Robert Hutapea sebagai liturgist, dan utusan dari Tahbisan Diakones untuk membawakan doa syafaat. Kabiro Personalia Pdt. Josmar Sinaga dalam khotbahnya mengajak seluruh panitia untuk kembali mengevaluasi dan menggumuli tugas tahbisan Diakones di Huria Kristen Batak Protestan.

Ephorus HKBP Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing melantikan panitia kemudian menyerahkan Surat Keputusan (SK) Kepanitiaan Rapat Diakones secara simbolis kepada Ketua Panitia Diak. Ristua NE. Sirait, SE, M.Si yang kemudian dilanjut dengan menyalam seluruh panitia yang ikut dilantik. Ketua Panitia bersama Sekretaris I Diak. Purida Simanjuntak, S.Sos, Sekretaris II Diak. Lamria Tris Y. Lumbantobing, dan seluruh panitia bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk melaksanakan Rapat Tahbisan Diakones HKBP yang direncanakan berlangsung dalam tahun 2020 ini.


 

Ephorus HKBP dalam bimbingannya mengatakan, apabila lahirnya HKBP ditetapkan berdasarkan baptisan pertama, maka usia HKBP akan lebih tua, apabila ditetapkan berdasarkan dari penginjilan pertama maka akan jauh lebih tua lagi usia HKBP. Tetapi HKBP menetapkan hari lahirnya berdasarkan Rapat yang berlangsung 7 Oktober 1861. Dalam rapat tersebut, ada berupa evaluasi pelayanan agar merata dan berkembang. Isi rapat yang berlangsung itu menentukan strategi pelayanan yang dibagi menjadi beberapa wilayah peta pelayanan.  

Lebih lanjut Ephorus HKBP menambahkan, kalau kita baca Kis. 15: 28 kata pembukaannya, “ai denggan do di roha ni Tondi Parbadia nang di rohanami”. Jadi luar biasa iman peserta rapat karena diyakini mereka Roh Kudus bukan sebagai pendengar tetapi sebagai peserta, sehingga suara peserta rapat adalah juga suara Roh Kudus. Oleh karena itu di HKBP, Rapat bukan dilihat sebagai pertemuan satu pihak, bukan pertemuan untuk ngobrol belaka, bukan untuk reunian, tetapi ini juga menjadi wadah untuk mengevaluasi serta menggumuli strategi pelayanan agar semakin baik dan berkembang. Rapat di HKBP adalah pertemuan para pelayan – pelayan yang diurapi Tuhan termasuk Rapat Diakones, dan ini sangat berharga di HKBP, dan itu terbukti dalam HKBP, ada banyak Rapat di tingkat jemaat, ressort, distrik, bahkan hatopan, ada lagi Rapat Pendeta, Rapat Guru Huria, Rapat Diakones, dan Rapat Bibelvrouw.

Pemberlakuan Rapat di HKBP menjadi sangat penting, sejak mulanya hanya Ephorus HKBP yang memimpin Rapat  di seluruh rapat tahbisan HKBP (Pendeta, Guru Huria, Bibelvrouw, dan Diakones). Tetapi sejak Ephorus J. Warneck, ada terjadi perubahan, diangkat dari tengah – tengah peserta rapat Pendeta menjadi ketua rapat tetapi tidak mengurangi wibawa maupun jabatan Ephorus HKBP, namun di tahbisan lainnya tetap Ephorus HKBP. Mengapa harus Ephorus memimpin Rapat Tahbisan? Karena di HKBP, sangat kuat pemahaman bahwa Ephorus do Sintua ni Angka Partohonan, kata Ephorus.   

Acara yang berlangsung sejak Pkl. 10.30 Wib berjalan dengan baik dan sukacita. Turut hadir Wakil Kepala Biro Jemaat HKBP Pdt. Sumehat Purba, dan beberapa staff. Diak. Ristua NE. Sirait selaku Ketua Panitia menyampaikan terimakasih atas bimbingan pastoral Ephorus HKBP, sekaligus menyampaikan sekilas rencana pengadaan rapat diakones. (alter ps)










Pustaka Digital