Renungan Harian HKBP | 31 Agustus 2023

Doa Pembuka: Kita berdoa! Allah Bapa yang bertahta tinggi dalam kerajaan surga. Kami bersyukur atas kehidupan baru yang Engkau beri bagi kami setiap hari, untuk napas kehidupan serta Kesehatan. Allah Bapa, saat ini akan memulai pekerjaan kami, untuk itu berkati kami dengan firmanMu agar kami mampu mengerjakan setiap pekerjaan yang baik itu dengan penuh sukacita. Berfimanlah ya Allah karena kami telah siap untuk mendengarkan. Dalam nama anakNya Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.


Teks Renungan bagi kita hari ini tertulis dalam: Habakuk 3:19 “ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi)”.


Dalam kehidupan semua manusia, ada 2 hal yang paling sulit untuk dipertahankan: pertama adalah iman; dan kedua adalah pengharapan. Menyadari kehidupan manusia yang selalu bergejolak, naik dan turun, maju dan mundur, salah satu hal yang paling sering dipemgaruhi adalah iman dan pengharapan seseorang. Dalam keadaan sulit, mempercayai Tuhan dan mengimani-Nya adalah hal yang sangat berat. Keadaan sulit sering kali membuat seseorang menganggap bahwa Tuhan tidak layak untuk diimani, karena menganggap keadaan sulit tidak seharusnya dilalui oleh orang percaya.


Kedua, hal yang sama beratnya untuk dipelihara adalah pengharapan. Dalam kehidupan yang bergejolak, memelihara pengharapan menjadi hal yang cenderung mustahil dilakukan oleh manusia sebab umumnya pengharapan justru muncul karena adanya pengalaman-pengalaman menyejukkan yang pernah terjadi dalam hidup seseorang. Dan sebaliknya, ketika menemui masa sulit, seseorang sering kali lupa untuk memelihara pengharapannya kepada Allah.


Kedua hal di atas berbeda jauh dari apa yang dilakukan oleh Habakuk dalam kehidupannya. Habakuk dalam teks pasal 3:19 jelas memiliki respon yang berbeda atas keadaan sulit yang ia alami. Tidak seperti banyak orang lainnya yang lebih sering meratapi kehidupannya dalam kesedihan dan larut dalam kesesakan, Habakuk justru meratapi kehidupannya dalam nyayian dan sukacita.


Habakuk menyadari bahwa penyembahan kepada Tuhan tidak boleh didasarkan kepada berkat yang ia terima dari Tuhan, melainkan karena Dia adalah Tuhan. Karenanya ketika dalam keadaan terpuruk sekalipun, Habakuk tidak memilih untuk mengakhiri penyembahan dan pengharapannya kepada Allah, melainkan ia meyakini bahwa Allah membuat kakinya kuat seperti Rusa.


Rusa sejatinya bukanlah hewan yang terkuat dalam habitatnya, namun Rusa memiliki kekuatan yang istimewa, yakni pada kakinya. Seekor Rusa mampu untuk menaiki bukit-bukit berbatu, rintangan dan halangan yang sulit untuk dihadapi hingga dapat sampai ke puncak bukit karena memiliki kekuatan pijakan yang sangat baik.


Penggambaran inilah yang digunakan penulis Habakuk untuk menggambarkan iman dan pengharapannya kepada Tuhan. Habakuk meyakini bahwa Tuhan akan tetap memberikan kekuatan kepadanya dengan kekuatan yang serupa dengan yang dimiliki Rusa, yakni memiliki kekuatan pijakan yang hebat.


Habakuk menyakini bahwa kakinya akan seperti kaki Rusa karena Tuhanlah yang memberi kekuatan kepadanya untuk melalui semua hal sulit yang ada dalam hidupnya. Apa yang dikatakan Habakuk dalam pasal 3:19 hari ini menjadi pengingat kepada kita bahwa setiap manusia harus tetap memelihara pengharapannya kepada Allah sekalipun dalam keadaan yang sulit dan penuh tekanan. 


Sebagaimana Habakuk menggantungkan iman dan harapannya kepada Allah, demikian jugalah setiap orang harus bisa melakukannya karena Allah adalah satu-satunya sumber kekuatan bagi setiap orang percaya. Dalam keadaan baik ataupun tidak baik, orang percaya harus selalu menyadari bahwa Tuhan adalah satu-satunya sumber kekuatannya. Kiranya Tuhan menguatkan kita untuk melakukan Firmannya. Amin.

Doa Penutup: Kita Berdoa! Kami kembali mengucap syukur padaMu ya Allah pemilik hidup yang kekal, untuk Firman-Mu yang boleh menuntun kami. Ya Allah, kami telah mendengarkan firmanMu yang menjadi  pedoman untuk  itu berkati pekerjaan kami hari ini, berkati hati dan pikiran kami agar tidak jatuh ke dalam pencobaan agar kami juga tetap berjalan dalam jalanMu ya Allah.Ya Allah Bapa kami, kami akan memulai pekerjaan kami, berikan kami kebijaksanaan dan kekuatan agar kami mampu mengerjakan tanggungjawab kami sesuai dengan kehendakMu. Banyak dosa dan kesalahan yang kami lakukan, ampunilah kami agar kami layak di hadapanMu. Di dalam nama Yesus Kristus kami berdoa dan bersyukur, jadilah kehendakMu, Amin.



C.Pdt. Cintya Crisna Pardede – Staff Biro TIK HKBP

Pustaka Digital