Renungan Harian HKBP | 22 Agustus 2023

Shalom Bapak/ Ibu, apa kabar hari ini? Kiranya Bapak/ Ibu dalam keadaan yang baik dan penuh sukacita hari ini. Hari ini selasa, 22 Agustus 2023 kita akan mendengarkan pembacaan firman Tuhan yang sekiranya dapat memberikan penguatan dan pengharapan kepada Bapak/ Ibu. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan hari ini, kita satukan hati kita, kita berdoa!

Doa Pembuka: Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Amin 

Nas Renungan kita hari ini tertulis dalam Ayub 5: 8 “Tetapi aku, tentu aku akan mencari Allah, dan kepada Allah aku akan mengadukan perkaraku.” Demikian Firman Tuhan. 

Bapak/ ibu dan saudara/ saudari yang terkasih, sampai sekarang banyak sekali orang yang memahami bahwa di dalam hidup ini berlaku sistem ‘tabur-tuai.’ Apa yang kita ‘tabur’ di dalam perjalanan kehidupan kita, itu pulalah yang akan kita ‘tuai.’ Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin berkembangnya pemahaman mengenai kehidupan, ada banyak hal yang dapat terjadi di tengah kehidupan manusia tanpa ada sebabnya. Ada banyak peristiwa dan kejadian yang diizinkan Tuhan terjadi di dalam kehidupan seseorang, bukan karena apa yang telah diperbuatnya, melainkan memang jalan kehidupannya sudah dirancang seperti itu. Di dalam nas ini, Elifas yang adalah sahabat Ayub menasihatkan Ayub untuk berseru kepada Tuhan dan menyerahkan segala perkaranya kepada-Dia, Sang Empunya Kehidupan. Sebab di dalam pemahaman Elifas, segala perkara yang terjadi pada Ayub adalah buah dari segala perbuatannya. Elifas menuangkan pikirannya kepada Ayub terkait tindakan apa yang akan ia ambil jika ia berada di posisi yang dialami Ayub. 

Bapak/ ibu dan saudara/ saudari terkasih, hidup manusia tidak akan terlepas dari segala perkara. Selagi kita masih di dunia ini, banyak hal yang bisa terjadi tanpa terduga. Baik itu kekecewaan, kepahitan, kehilangan, sakit-penyakit, semuanya itu bisa terjadi atas izin Tuhan. Tujuannya banyak, seperti Ayub misalnya, Allah ingin membuktikan bahwa Ayub adalah salah satu bukti kesetiaan umat-Nya kepada Dia, Sang Pencipta. Tidak tanpa alasan terbentuk kalimat: “Allah memberikan ujian kepada umat-Nya untuk menjadikan mereka semakin dekat dan setia kepada Dia.” 

Namun, supaya hal ini dapat tercapai, Allah haruslah menjadi tempat yang utama dan terutama untuk kita cari ketika ujian ini datang ke kehidupan kita. Mencari Allah sebagai langkah pertama kita dalam menghadapi masalah, merupakan tanda pengakuan bahwa diri ini tidaklah sanggup menghadapi segala perkara ini tanpa penyertaan juga kekuatan dari-Nya. Sudah menjadi hal yang paling logis dan lumrah jika yang lemah akan mencari yang kuat untuk membantunya dalam melewati hal yang sulit. Satu hal yang harus kita pahami bahwa kita ini debu dan tanpa Allah kita tidaklah berdaya dalam menghadapi keras dan sulitnya hidup. 

Elifas juga mengatakan di penggalan kalimat berikutnya dengan “… dan kepada Allah, aku akan mengadukan perkaraku.” Cara yang tepat dalam mengadukan segala perkara kepada Allah ialah melalui doa. Menceritakan segalanya kepada Dia, menyampaikan seluruh perasaan kita ke hadapan Allah. Mungkin adakalanya kehidupan kita ini hampir sama dengan Ayub, dengan banyaknya perkara yang terjadi tanpa kita mengerti apa sebabnya. Terlebih lagi, mungkin terkadang kita selalu mencari-cari jawaban atas segala pertanyaan yang ada di pikiran kita terkait perkara atau masalah yang terjadi. 

Melalui nas Firman Tuhan hari ini, kita diingatkan kembali bahwa Allah adalah solusi dan benteng pertahanan yang harus kita cari pertama kali dalam hal apapun yang terjadi dalam kehidupan kita. Mencari Dia, menyerahkan segala perkara atau permasalahan yang terjadi ke dalam tangan-Nya, meminta kekuatan daripada-Nya, meminta penyertaan-Nya untuk melalui segala perkara yang terjadi. Kita harus yakin dan percaya bahwa Allah memiliki cara-Nya sendiri dalam menyelamatkan juga memberi pengharapan kepada setiap umat-Nya yang mencari dan berseru kepada Dia. Kiranya para pembaca yang terkasih, selalu Tuhan sertai di dalam perjalanan kehidupan ini yang tidak pernah luput dari manis dan pahitnya kehidupan. Amin.

Doa Penutup: Kita berdoa! Ya Allah kami yang kami sembah dalam Nama Anak-Mu Yesus Kristus, kami bersyukur dan berterima kasih di dalam kerendahan hati kami atas penyertaan-Mu dan kasih-Mu yang nyata pada kami hingga saat ini. Terlebih Engkau tuntun dan ajari kami melalui Firman-Mu yang baru saja kami dengarkan. Ya Bapa, melalui Firman-Mu kami disadarkan bahwa banyak hal yang terjadi di dalam kehidupan kami yang mungkin tidak bisa kami mengerti. Banyak hal yang mana kami selalu mencari-cari jawaban atas apa yang terjadi dalam kehidupan kami. Namun, kami diingatkan melalui Firman-Mu hari ini, bahwa Engkau adalah Allah yang dapat kami andalkan ketika banyak perkara terjadi dalam kehidupan kami. Mencari dan berseru kepada-Mu adalah langkah pertama yang harus kami lakukan, sebagai bentuk kesadaran kami bahwa tanpa-Mu kami tidak bisa melalui segala perkara dengan baik. Ampuni kami yang sering kali mengandalkan diri dan pikiran kami sendiri di dalam menyelesaikan segala permasalahan kami. Kami serahkan hidup kami ini ke dalam tangan pengasihan-Mu. Di dalam Nama Anak-Mu Yesus Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur. 

Anugerah dari Tuhan Kita Yesus Kristus, kasih setia dari Allah Bapa, dan persekutuan dengan Roh Kudus, kiranya menyertai Saudara sekalian. Amin.

Pdt. Veronica Brilliant Manurung, S.Th - Pendeta Fungsional Biro Pembinaan Pearaja, Tarutung 

Pustaka Digital