Renungan Harian HKBP | 9 Agustus 2023

Doa Pembuka: Allah yang Maha Baik dan Maha Besar, Pencipta langit dan bumi, segala puji dan syukur bagiMu Tuhan atas segala kebesaran dan anugerahMu yang berkelimpahan di dalam hidup kami. Engkau telah memberikan sukacita yang besar dan tak terhitung nilai dan harganya, terkhusus hari yang baru, hari yang indah yang penuh dengan sukacita untuk dapat kami melakukan aktivitas kami sehari-hari terkhusus di dalam pelayanan gerejaMu. Saat ini Bapa kami akan mendengarkan firmanMu, bukalah hati kami dan jadikanlah firmanMu menjadi penuntun dan pembimbing bagi kami dalam setiap aktivitas kami satu hari ini. Dalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin


Bapak, Ibu saudara terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus, firman Tuhan yang menyapa kita untuk mengawali aktivitas kita hari ini, yang tertulis di dalam 1 Samuel 16: 7 “Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati”.


Saul telah ditolak oleh Tuhan, pangkat raja akan diberikan kepada orang lain. Samuel yang sayang sekali kepada Saul masih bersusah hati oleh karena Saul. Tuhan menyuruh Samuel pergi ke Betlehem untuk mengurapi salah seorang anak Isai menjadi raja atas Israel. Samuel menanyakan kepada Tuhan, bagaimana ia harus melaksanakan firman itu, sebab jika Saul mendengar, bahwa Samuel telah mengurapi seorang menjadi raja penggantinya, maka pastilah ia mengambil tindakan terhadap Samuel. Tuhan menyuruh Samuel pergi ke Betlehem untuk mengadakan perjamuan korban dan mengurapi orang yang dipilih Allah itu pada perjamuan tersebut. Ini bukan suatu tipu muslihat, oleh karena Samuel pergi ke sana untuk mempersembahkan korban; hanya maksud utama kedatangannya diraahasiakannya, supaya jangan membahayakan Daud.


Kedatangan Samuel ke Betlehem membuat para tua-tua terkejut, anggapan mereka bahwa Samuel datang untuk menyatakan hukuman Allah atas mereka, tetapi Samuel menenangkan hati mereka dengan mengatakan, bahwa ia datang untuk mempersembahkan korban dan supaya mereka menyucikan diri untuk perjamuan korban yang akan diadakan. Pada perjamuan itu Samuel menyuruh ketujuh anak Isai lewat dihadapannya, namun satupun diantara mereka tidak ada yang dipilih yang walaupun berbadan kuat, rupanya elok termasuk Eliab anaknya yang sulung. Samuel mengira bahwa Eliab yang akan dipilih, ia ditolak oleh Tuhan, artinya pangkat kerajaan tidak akan diberikan kepadanya; bukan rupanya yang dipentingkan, tetapi batinnya, dan hanya Tuhan yang dapat melihat sampai ke dalam batin manusia.  Semua anak Isai berjalan lewat di depan Samuel, tetapi tidak ada diantara mereka yang dipilih Allah. Atas pertanyaan Samuel apakah masih ada lagi anak Isai, maka Isai menjawab, bahwa anaknya yang bungsu, Daud, tidak hadir; ia sedang di ladang menggembalakan domba. Samuel menyuruh mengambil Daud. Setelah Daud masuk, Tuhan berfirman kepada Samuel, bahwa Daudlah yang terpilih menjadi raja, lalu Samuel mengurapi Daud. Pengurapan ini dilakukan diantara saudara-saudara Daud, jadi diantara sanak saudara, supaya dapat dirahasiakan. Daud mempunyai paras yang elok, pipinya yang merah, dan matanya yang indah. Biarpun ia masih muda, telah terkenal keberaniannya (16: 18), yang diperlihatkannya dalam perkelahian dengan binatang-binatang liar yang hendak menyerang binatang gembalaannya (17: 34-36), juga kepandaiannya memetik kecapi. Daud berarti: yang disayangi. Setelah Daud diurapi oleh Samuel maka berkuasalah Roh Tuhan di atasnya, ia tidak melakukan pemberontakan untuk menjatuhkan Saul, yang tetap dipandangnya sebagai orang yang diurapi Tuhan.


Saudaraku, Daud adalah sungguh orang pilihan Allah yang telah diurapi oleh Samuel menjadi raja. Tuhan melindunginya dari segala musuh-musuhnya dan diselamatkan dari macam bahaya. Daud memang layak menjadi raja bagi umat Tuhan, karena ia berbudi luhur. Maka dari nats renungan hari ini kita dapat menyimpulkan bahwa Tuhan memilih dan memakai kita berdasarkan kebaikan dan kesetiaan kita menuruti segala perintah-perintahNya. Berbuatlah, berkaryalah hanya karena Tuhan bukan karena manusia, sebab segala sesuatu yang kita lakukan di dalam Tuhan tidak akan pernah sia-sia, semuanya berharga bagi Tuhan. Amin. 


Doa Penutup: Ya Tuhan Allah kami, kasihMu nyata bagi setiap orang yang takut dan percaya kepadaMu, sebagaimana halnya dengan Daud yang Tuhan pilih karena memiliki hati yang baik dan iklas di dalam setiap pekerjaannya. Ia melakukan pekerjaannya dengan sukacita dan penuh pengorbanan, tanpa dipengaruh oleh pihak apapun, setulus hati ia melakukan semuanya untuk menyelamatkan. Hal inilah yang kami pelajari dalam firmanMu hari ini, ajari dan bantulah kami Tuhan untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kehendakMu, tulus dan iklas, berkarya bukan untuk manusia akan tetapi untuk Tuhan. Hapuslah segala dosa dan kesalahan kami. Hanya dalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan bersyukur. Amin.


Kasih Karunia dari Tuhan kita Yesus Kristus, anugerah dari Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus kiranya menyertai kita. Amin.

Gr. Tumpal A.M. Sitanggang (Kabag Biro Ibadah Musik HKBP)


Pustaka Digital